Perjalanan Joko di Jepang masih berlanjut. Kini dia merasa perlu mencari seorang guru agama Islam atau ustad untuk menanyakan tentang sesuatu yang tidak dia pahami.
Singkat cerita, dia disarankan oleh seorang teman yang orang asli Jepang untuk mendatangi distrik yang menjadi tempat berkumpulnya orang-orang Islam. Teman Joko sebenarnya tidak begitu paham tentang keberadaan ustad di sana karena dia seorang atheis yang tidak peduli dengan agama. Dia hanya tahu satu distrik tersebut dihuni oleh orang-orang Islam.
Setelah perjalanan menggunakan KRL selama 30menit, sampailah Joko di distrik tersebut. Dia celingukan karena di sana sangat mirip dengan distrik lainnya. Lalu, dari jauh terlihat seorang laki-laki berpakaian ala timur tengah lengkap dengan Jenggot panjang dan sorbannya.
Joko yakin orang ini adalah ahli agama yang bisa ia jadikan rujukan. Bahasa Jepang Joko belum terlalu bagus, dia juga tidak paham bagaimana cara orang Jepang memanggil guru agama. Tapi itu bukan masalah baginya.
Dengan penuh percaya diri Joko memanggil laki-laki bersorban itu "Sensyeikh"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H