Mohon tunggu...
Mahmud Khabiebi
Mahmud Khabiebi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Manusia paling beruntung sedunia, suka menulis

Baru lulus kuliah S1 Bahasa dan Kebudayaan Jepang Universitas Diponegoro

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Orang Indonesia Tidak Malas Jalan Kaki

2 Januari 2023   18:14 Diperbarui: 2 Januari 2023   18:38 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pergi jumatan ke masjid yang jaraknya hanya 100 meter dari rumah, naik motor. Pulang pergi sekolah yang jaraknya kurang dari 500 meter, naik motor atau mobil pribadi. Pergi ke minimarket yang hanya berjarak 200 meter, naik motor. Dan seterusnya, dan sebagainya.

Berbagai kegiatan yang hanya perlu pindah tempat dalam radius ratusan meter, semuanya dilakukan dengan bantuan kendaraan bermotor. Orang Indonesia seperti sudah tidak dapat dipisahkan dari sepeda motor atau mobil pribadinya. Ujungnya, kita sering dituduh sebagai bangsa yang malas jalan kaki. Dalam kondisi sekarang saat dunia lebih aware dengan perubahan iklim, orang Indonesia menjadi salah satu tersangka yang disalahkan karena penggunaan kendaraan bermotor yang berlebihan.

Namun, benarkah demikian? Benarkah orang Indonesia malas jalan kaki?

Setiap kali perdebatan ini muncul di media sosial, ada saja yang membandingkan orang Indonesia dengan orang Jepang atau Belanda. Lalu akan muncul orang yang membandingkan suhu udara antara ketiga negara tersebut hingga berujung mengungkapkan alasan orang Indonesia malas jalan kaki, yaitu karena suhu udara yang tidak mendukung.

Alasan tersebut dalam sekejap kehilangan relevansinya mengingat tetangga kita, Singapura, warganya suka jalan kaki. Iklim, cuaca, dan suhu udara antara Indonesia dan Singapura jelas tidak jauh berbeda. Sama-sama terletak dekat garis katulistiwa membuat dua negara ini memiliki suhu rata-rata 26-30 derajat celsius.

Lalu mengapa orang Singapura lebih banyak jalan kaki daripada orang Indonesia?

Setidaknya ada dua alasan tentang mengapa orang luar negeri berjalan kaki lebih banyak daripada orang Indonesia. Alasan yang pertama adalah kemudahan akses transportasi umum. 

Jaringan transportasi umum baik roda besi maupun roda karet di Singapura jauh lebih tertata daripada di Indonesia. Transportasi umum yang baik membuat masyarakat yang butuh mobilitas dalam kota memilih untuk berjalan kaki menuju halte atau stasiun terdekat. Dampaknya, jumlah kendaraan pribadi di jalan raya semakin menurun. Jalan pun jadi nyaman untuk dilalui dengan berjalan kaki. Mobilitas yang hanya ratusan meter dapat diselesaikan tanpa kendaraan pribadi karena di jalanan ada banyak sesama pejalan kaki.

Sementara itu, jalanan di Indonesia terlalu banyak dilewati sepeda motor. Jalan kaki berdampingan dengan sepeda motor tentu tidak aman. Resiko terserempet atau tertabrak yang dapat menyebabkan cedera menjadi lebih tinggi dibandingkan berjalan di jalan yang sedikit pengendara sepeda motornya.

Kegemaran orang Indonesia mengendarai sepeda motor pun tidak dapat disalahkan begitu saja. Ada hubungannya dengan alasan kedua, yaitu karena memang itu cara tercepat untuk mencapai suatu tempat.

Orang Jepang dan Singapura akan memilih berjalan kaki menuju stasiun atau halte terdekat. Orang Belanda memilih bersepeda untuk sampai ke tempat tujuan. Orang Amerika Serikat memilih mobil pribadi sebagai kendaraan untuk menuju suatu tempat.

Tinggal di Amerika Serikat rasanya mustahil tidak memiliki mobil mengingat jarak beberapa tempat yang berjauhan dan masifnya pengguna mobil di sana. Mobil menjadi kendaraan yang cepat dan aman untuk bepergian.

Di sisi lain, tinggal di negara seperti Jepang, Singapura, atau Belanda tidak terlalu membutuhkan kendaraan bermotor. Sepeda kayuh saja sudah cukup karena hampir semua tempat dapat dikunjungi hanya dengan berjalan kaki atau bersepeda, kemudian naik bus atau kereta. Ditambah dengan jalanan di Jepang yang sempit membuat mobil menjadi pilihan yang tidak tepat.

Sedangkan di Indonesia, transportasi umum belum tertata, jarak antar tempat cukup jauh karena pemukiman yang meluas bukan memadat ke atas, dan masih banyak jalan sempit yang sulit dilewati mobil. Inilah alasan mengapa orang Indonesia tidak bisa dipisahkan dari sepeda motornya.

Sepeda motor menjadi kendaraan yang paling efisien soal waktu. Orang Indonesia memilih sepeda motor karena bisa menjangkau tempat yang berjauhan dengan lebih cepat dan efektif menembus gang-gang sempit pemukiman warga. Selain itu secara ekonomi, kemampuan mayoritas orang Indonesia memang membeli sepeda motor, bukan mobil.

Andai saja pemukiman di Indonesia lebih padat dengan cara membangun hunian bertingkat, lalu tempat penting seperti masjid, sekolah, atau kantor juga relatif dekat, dan ditambah dengan sarana transportasi umum yang baik, pola mobilitas masyarakat pasti berubah. Tidak akan ada lagi yang malas jalan kaki karena segala tempat dapat dijangkau tanpa membutuhkan kendaraan pribadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun