Tahun baru, Joko mendapat sebuah pekerjaan di resto mewah bergaya Jepang di sebuah mall. Dia yang berasal dari pinggiran sama sekali buta tentang Jepang. Jalan-jalan ke mall juga baru sekali untuk mencoba naik tangga berjalan atau eskalator. Saat menerima pekerjaan ini pun dia asal menerima karena sudah bosan menganggur.
Hari pertama Joko mulai bekerja dia ditempatkan sebagai pelayan yang menyambut pelanggan di depan pintu.
“Jok, nanti kalau ada pelanggan datang kamu sapa dia sambil membungkuk,” ujar manajer yang bertanggung jawab mengajari Joko.
“Siap pak, ‘selamat pagi, selamat datang di resto kami’ begitu pak,” jawab Joko sambil praktek membungkuk seperti orang Jepang.
“Bukan begitu Jok, kamu nyapa pakai bahasa Jepang ‘Irasshaimasee’ gitu,” Pak Manajer mencontohkan.
“Owalah, Iras-shai-mas-e. Siap pak,” dengan semangat Joko belajar mengucapkannya.
Pelanggan yang datang ke resto itu mayoritas adalah laki-laki. Bahkan, selama hari pertama Joko bekerja, dia tidak bertemu dengan satupun perempuan.
Hari kedua, Joko masih dengan semangat yang sama. Dia membungkuk dan menyapa setiap pelanggan yang datang persis seperti pelayan Jepang di dalam film-film. Dia begitu senang dengan pekerjaan yang menurutnya sangat mudah ini.
Kemudian secara tiba-tiba dari kejauhan terlihat perempuan berjalan ke arahnya. Air muka Joko berubah mendadak seperti orang bingung dan gelisah. Pasalnya dari hari pertama hanya bertemu dengan pelanggan laki-laki, Pak Manajer juga hanya mengajarinya satu jenis ucapan salam. Sedangkan dia sendiri sama sekali tidak memiliki pengetahuan tentang bahasa Jepang.
“Waduh payah. Bisa kena marah Pak Manajer ini kalau salah ucap sapaan,” gumam Joko yang kebingungan.
Sementara itu si perempuan semakin dekat. Sudah tidak ada waktu lagi bagi Joko untuk berpikir. Kalau diam tanpa menyapanya, dia bisa dilaporkan pelanggan dan rating resto akan turun. Hal yang sama juga bisa terjadi kalau dia menyapanya menggunakan cara yang salah.
Si perempuan sudah berada di depan pintu dan Joko harus menyapanya. Dia kemudian tersenyum, lalu membungkukkan badan dan dengan lantang mengucapkan “Iras-shai-mbak-e”