Mohon tunggu...
Mahmud Jauhari Ali
Mahmud Jauhari Ali Mohon Tunggu... -

manusia yang sedang belajar sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Muara Beruntung karya Mahmud Jauhari Ali

12 Juni 2011   01:44 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:36 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

menjelang senja, saat matahari tak sedang semburat terang di muara ini tak ada satu pun langkah yang terburu semuanya seperti ulat bulu yang berjalan pelan sambil menembakkan pandangan pada batu-batu, kersik-kersik, dan genangan air yang kotor sementara tak jauh dari sini ada batas kota megah! menakjubkan! sebab milyaran rupiah telah habis terkuras untuk batas itu aku pun bertanya, jika bangunan semegah itu bisa berdiri tegak lalu mengapa, di sini, masih teronggok sepotong jalan kecil berwujud seperti sawah apakah sebuah batas lebih penting daripada laluan rakyat dan memang inikah yang namanya demokrasi itu aku pun masih heran sangat di bawah sorot lampu listrik yang tumben menyala panjang malam ini Tanah Borneo

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun