Sebulan sebelum Ramadhan, telah direncanakan Pak Bahrun dan keluarga untuk pulang kampung sebelum lebaran. Rencana ini di matangkan dengan berbagai gagasan agar berjalan baik. Bahkan mengajak kakak ipar Pak Bahrun yang ada di Bekasi agar bisa ikut bareng.
Pak Bahrun tidak mau mengecewakan anak-anaknya, maka ia berinisiatif untuk menyewa mobil sebagai kendaraan untuk mudik. Istrinya ikut membantu mencari rental mobil, Pak Bahrun bertanya dengan temannya. Sebelumnya Pak Bahrun sempat bertanya pada seorang supir tetangganya yang sempat mengantar Ayahnya ke Rumah Sakit.
Biayanya lumayan besar, pikir Pak Bahrun. Mereka pun berdiskusi  dan akhirnya istrinya ikut mencari rental mobil. Ternyata dari status temannya ada yang menyewakan mobil. Dari hasil pencarian, semua biaya cukup besar. Maklum mau lebaran, hingga harga semua melambung tinggi.
Pada akhirnya memilih rental mobil tetangganya yang telah mengantar ke Rumah Sakit waktu itu. Setelah sepakat, Pak Bahrun mengajak kakak iparnya untuk turut serta. Selain biaya menjadi lebih ringan juga bisa bareng-bareng.
Tak di duga, ada maklumat dari Ayahnya Pak Bahrun. Menginginkan Pak Bahrun untuk tetap di rumah hingga hari raya tiba. Betapa kaget dan sedihnya Pak Bahrun, rencananya tertunda hanya gara-gara Ayahnya kurang bijak. Berbagai argumen disampaikan Pak Bahrun pada Ayahnya, namun Ayahnya bersikeras dengan keinginannya.
Dengan berat hati, Pak Bahrun mengalah dan mengikuti keinginan Ayahnya untuk tetap tinggal di rumah.Â
Seperti yang kita ketahu, kita sebagai manusia hanya mampu berencana dan Allah lah yang menentukan segalanya. Pertanda lemahnya kita sebagai mahluk ciptaannya.
Sebagai mahluk sosial yang memahami fungsinya di dunia ini, maka kita hanya bisa berusaha semaksimal mungkin dan mengenai hasilnya kita serahkan pada Yang Kuasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H