Mohon tunggu...
Mahmudin Bm
Mahmudin Bm Mohon Tunggu... Freelancer - Ayah dari dua anak

Menulis, membaca, olahraga, MC dan mendongeng

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Terlanjur Sayang

20 September 2022   22:30 Diperbarui: 20 September 2022   22:35 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Telingaku seperti mendengar petir di siang bolong

Menggelegar membahana ke jantung hati

Aku yang mengenalmu tiga tahun yang lalu

Harus berpisah untuk selamanya

Kebersamaan kita, bukan Cuma bercerita tentang suka

Namun duka mengiringinya

Baca juga: Puisi Rasa Sesal

Rasa itu masih lekat dalam ingatan

Menyinari kerinduan teramat dalam

Ku coba menepis semua kenangan

Baca juga: Puisi Entah

Yang ada justru makin terasa

Ku coba alihkan pandangan

Namun bayangmu kian mengikuti

Tiga tahun bukan waktu yang sedikit

Bersama belajar saling memahami

Saling mengerti dan melengkapi

Tapi..

Ya sudahlah..

Semua harus hilang dari cerita kehidupan

Semua mesti berganti kisah

Kini, ku merangkak sekuat daya

Melanjutkan episode demi episode

Terus menggali potensi diri

Yang tersimpan rapi dan terkunci

Depok, 20 September 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun