3. ABK perlu mendapatkan terapi dari tenaga profesional, dengan serangkaian test IQ dan adaptive untuk melihat karakter dan kemampuan anak.
4.Memastikan sekolah umum yang dituju kelak memiliki lingkungan yang positif, pihak sekolah memahami cara memperlakukan ABK dan penggunaan kata-kata harus disesuaikan. Pihak sekolah perlu aktif dan mengedukasi ke semua lingkungan sekolah, biasanya Sekolah Swasta memiliki perhatian lebih terhadap ABK.
5.Tenaga profesional yang menangani ABK semestinya berlangsung hingga selesai sekolah, sehingga terapis akan menyusun program long life yang dapat menjadi perantara anak dengan proses belajar mengajar sehingga anak dapat mengoptimalkan perkembangannya dari pelajaran yang diterima.
Â
Dengan momentum Hari Anak Nasional, kita semua berharap dapat memperbaiki kondisi masyarakat dan dunia pendidikan yang belum ramah terhadap ABK dan merubah penilaian negatif agar tugas Pemerintah dalam rangka mencerdaskan kehidupan anak bangsa bisa terwujud kepada semua anak Indonesia tanpa diskriminasi.
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H