Seseorang yang memiliki hobby menulis sangat bangga bila tulisannya dibukukan. Bukan untuk sombong, tetapi ada rasa bangga tersendiri bahwa tulisannya bisa diabadikan dalam sebuah buku.
Kali ini penulis bercerita tentang seorang teman yang masih tetangga, Bu Ayu Putu namanya. Seorang ibu rumah tangga memiliki tiga anak, yang tinggal di Cisalak Pasar Cimanggis Depok.
Bu Ayu yang berprofesi menjadi guru pengajar di RA Ar Rafah, juga aktif berbisnis. Bisnis yang ditekuninya terus berkembang setelah bergabung di UMKM Centre Cimanggis.
Owner Rujak Klasik ini memiliki hobby menulis. Buku antologi sudah beberapa diterbitkan dengan berbagai komunitas penulis.
Buku yang ditulis bersama-sama penulis keren lainnya diterbitkan oleh penerbit yang memang telah banyak menerbitkan buku. Jadi tidak terlalu sulit untuk mencari penerbit buku.
Ditengah-tengah hobby yang terus ia kembangkan, ada obsesi yang lama untuk diwujudkan. Termasuk buku anak yang inspiratif dan bermanfaat.
Buku yang berbentuk cerita bergambar, ia terbitkan sendiri tanpa sponsor. Sedekah harian qorry judulnya. Diterbitkan oleh CV Pustaka Media Guru, cetakan pertama di bulan September 2021.
Buku tersebut terdapat kata sambutan dari Lurah Cisalak Pasar, Bapak Syahruddin, S.Pd. M.Si.
Buku yang dikemas dengan cerita penuh makna dan ilustrasi gambar yang bagus serta mudah dicerna oleh anak-anak.
Dewa Ayu Putu Setuti Asih nama lengkapnya, biasa dipanggil Bu Ayu kelahiran Lampung. Mengajar anak usia dini/TK sudah lebih dari 10 tahun. Sekarang mengajar di RA Ar Rafah di Cimanggis Depok.
SUKA DUKA MENERBITKAN BUKU SENDIRI
Buku solo yang dibuat bersama Media Guru, ada cerita seru saat penerbitannya. Suka dukanya selalu mengiringi langkah menuju penerbitan bukunya.
Buku tersebut di cetak dengan biaya sendiri dan tidak untuk diterbitkan, sekalipun diterbitkan dan dipromosikan hanya beberapa buku saja, terbatas.
Awalnya tentu mencari penerbit buku yang akan menerbitkan bukunya. Biaya ilustrator, biaya cetak termasuk lay out termasuk penerbit kisaran 1 jutaan.
Untuk ISBN di cek judul terlebih dahulu di Perpunas, selanjutnya urusan penerbit.
Biasanya penerbit ingin naskah yang sudah jadi dan lengkap, paling satu atau dua yang diedit.
Buku fiksi yang berbentuk cerita bergambar tersebut buku perdana yang diterbitkan dengan biaya sendiri. Dari mencari penerbit, open PO, cetak dan lain sebagainya. Tentu untuk sebuah buku ia merogoh kocek dari kantongnya sendiri. Namun begitu ada perasaan puas dan bangga, karyanya telah terbit.
Semoga kisah ini memberikan inspirasi buat kita semua, termasuk penulis artikel ini. Pelan tapi pasti penulis artikel juga ingin karyanya diterbitkan dan diabadikan dalam sebuah buku.
7 Juli 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H