Suatu ketika selepas pulang sekolah, dalam perjalanan jemput anakku Syamil ada pembicaraan ringan yang kami obrolkan. Syamil bercerita bahwa di sekolah temannya bermain game FF, semangat sekali ia bercerita seakan ingin ikut main game saja.
 Mungkin yang terlihat sangat menyenangkan bila bermain game. Sesekali aku ingatkan, tugas di sekolah itu bukan main game tapi belajar. Yang akhir dari obrolannya, Syamil merengek minta handphone. Kuingatkan kembali padanya, belum saatnya ia menggunakan handphone. Raut wajahnya berubah seketika.
Memang kami di keluarga sepakat, untuk tidak membelikan handphone pada anak kecuali sesuai batas waktu yang kami setujui. Hal ini kami sadari karena dampak yang buruk ketika seusia mereka sudah kecanduan bermain gadget.
Bila sudah kecanduan agak kesulitan buat kami mengatasinya, olehkarenanya kami batasi penggunaan gadgetnya. Kami boleh meminjamkan handphone pada waktu-waktu tertentu saja. Saat anak kami libur sekolah dan itu pun waktu dibatasi cukup dua jam saja. Kami selalu memberikan pengertian ke mereka dampak buruku kecanduan gadget pada masa belajar seusia mereka, bisa mengganggu pelajaran tentunya.
DAMPAK VIDEO GAME TERHADAP PERILAKU ANAK
Sebagai orang tua tentu punya tanggung jawab penuh dengan perkembangan anak-anaknya. Proses belajar baik di sekolah maupun di rumah tidak terganggu dengan hal-hal yang bersifat permainan melenakan.
Siapkan selalu aktifitas yang bersifat fisik, semisal melakukan olah raga bersama atau sejenisnya.
Ada beberapa efek negatif terhadap kesehatan fisik anak bila terlalu lama bermain gadget terutama game. Selain terjadi kelelahan pada mata, kerusakan otot, pembengkakan pada pergelangan tangan juga pengaruh perkembangan otak dan postur tubuh bahkan menimbulkan obesitas karena kurangnya bergerak.
Beberapa peran orang tua yang dapat meminimalisir kecenderungan anak kecanduan game, diantaranya:
1. Jangan memperkenalkan game kepada anak sejak awal, terutama anak-anak usia dibawah 8 tahun.
2. Membantu anak mengatur jadwal aktivitas hariannya, sehingga proporsi anak lebih banyak digunakan untuk aktivitas fisik atau kegiatan yang positif lainnya.
3. Jika sudah mengenal game, gunakan disiplin yang ketat mengenai jadwal bermain game anak.
4. Jangan meletakkan komputer atau TV di kamar anak, ini dapat memicu keinginan anak bermain game tanpa sepengetahuan orang tua.
5. Kenali jenis game yang tersedia, filter anak terhadap game kekerasan. Berikan game yang bersifat membangun karakter anak, semisal untuk mengajak kedamaian.
6. Lakukan  komunikasi dengan anak termasuk berdiskusi dua arah secara aktif, tentang dampak kecanduan game terhadap fisik, otak dan jiwa anak.
Semoga bermanfaat
4 Juli 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H