Lebih jauh lagi, mafia politik di Madura juga berkontribusi terhadap siklus kemiskinan dan ketidakadilan sosial. Pemimpin yang terpilih melalui cara-cara yang tidak etis cenderung lebih fokus pada kepentingan kelompok elit daripada kepentingan masyarakat luas. Ini menciptakan ketimpangan kekuasaan yang semakin memperburuk kondisi sosial-ekonomi masyarakat Madura.
Untuk itu, menurut hemat penulis diperlukan reformasi sistem pemilihan yang lebih transparan, pengawasan yang ketat, pengangkatan kualitas SDM yang lebih kritis dan bijaksana serta upaya memberantas mafia politik yang masih kerap kali menggunakan sistem rimba untuk mengakomodasi kebijakan, harapannya tidak lain agar proses demokrasi di Madura dan Indonesia pada umumnya dapat berjalan dengan lebih baik. Tanpa langkah-langkah ini, Pilkada 2024 di Madura berisiko kembali dikuasai oleh kekuatan-kekuatan gelap yang menggerus kualitas demokrasi kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H