Resiko pekerjaan " anak retail"
Pernahkah kalian bertanya kondisi mental anak yang bekerja di retail? Apa kesehariannya?
Bagaimana pola tidur dan makan mereka? Ada Keluh kesah tidak? Dan bagaimana agar
tidak mengeluh dan harus tersenyum saat dia melayani konsumennya?
Kita coba jawab satu demi satu
Kondisi mental anak retail amat sangat miris, mereka ditargetkan harus prima dalam
keadaan kebutuhan rumah mereka yang membuat mereka harus kuat dalam pekerjaan.
Tekanan? Ya hal tersebut lumrah bagi anak retail, sisi shifting sisi pelayanan sisi konflik
dalam toko pun harus mereka telan. Didalam bagaikan hukum rimba yang mana yang kuat
yang punya wewenang "kuasa". Miris memang saat mereka harus tersenyum salam sedih,
itu yang tidak bisa terlupakan.
Pada hari raya keagamaan, disaat semua orang bersalaman, bercengkrama, melepas rindu.
mereka hanya bisa membisu. Bukan karena mereka tidak ongkos untuk pulang pada hari
itu, namun pekerjaanlah yang membuat mereka bagaikan diikat dan dikurung.
Apakah ada toleransi? Untuk bisa libur di hari penting itu?
Jawabannya tidak, mengapa? Karena semua sudah dibuat bagaikan robot bersistem.
Berontak? Tidak akan ada gunanya. Semua sudah ketentuan, ya terkadang semua pihak
tidak mau dianggap sebagai penyebab anak toko tidak bisa libur pas bertepatan hari raya.
Namun agaknya semua dilimpahkan ke level bawah tentang kebijakan itu yang terkesan
level tersebut memaksa agar tidak adanya libur di waktu tersebut.
Apakah ada kesenangan dalam dunia retail ?
Pasti ada, terutama jika kita bersyukur atas pekerjaan yang kita kerjakan. Banyak yang
diberikan dari kesenangan menjadi pekerja diantaranya status sosial, perilaku masyarakat,
debitur, dan masih banyak lagi. Semua hak yang diterima sama dengan pekerja lainnya, itu
yang membuat retail selalu menjadi sasaran utama dalam perebutan para pencari kerja. Ya
patut diapresiasi bahwa retail lah yang selalu menampung banyak masyarakat yang
membutuhkan pekerjaan yang penghasilannya sesuai ketentuan pemerintah membuat taraf
hidup yang cukup untuk biaya hidup.
Menyedihkan memang? Hal yang di artikan cukup selalu ada efek negatif dalam ketentuan
bekerja retail. Mereka harus siap dalam kondisi apapun tanpa terkecuali, apakah itu? Dalam
masa barang dalam toko hilang tanpa sebab mereka yang mennaggung semua itu dan ada
ketentuan lain dalam toko yang mau tidak mau harus diikuti yaitu pengantian harga sampai
pagi datang yang membuat fisik harus prima saat shift pagi. Gilanya semua target harus
dicapai dalam jangka waktu 2 minggu dan semua area toko harus prima, tetapi mirisnya
semua Dilakukan personil yang sedikit dan dipaksakan harus bisa tanpa ada unsur
kemanusiaan. Miris memang tapi itulah kenyataan yang harus diterima pekerja retail yang
harus diambil dalam pola yang sudah menghimpit, dan semoga jauh lebih baik
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H