Bencana sering kali melanda rumah hunian para makhluk hidup, bencana yang terjadi berasal dari faktor alam maupun non alam. Bencana Alam merupakan serangkaian peristiwa yang bisa terjadi karena adanya tsunami, gempa bumi, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan dan tanah longsor. Sedangkan Bencana Non Alam merupakan serangkaian peristiwa non alam yang dapat terjadi akibat kegagalan teknologi, modernisasi, epidemic dan wabah penyakit.
Di Indonesia, tidak heran sering kali terjadi bencana alam yang sangat mengkhawatirkan sekaligus merugikan masyarakat baik dari segi materi maupun jiwa mulai dari Banjir, Tanah Longsor, Gempa Bumi ada hal yang tak asing terdengar ditelinga. Bencana di Indonesia melihat sisi geologi nya terletak pada kawasan ring of fire atau jalur gunung berapi yang membentang mengelilingi cekungan pasifik. Jalur ini di tandai dengan deretan gunungan berapi yang Ada di sumatera hibgga jawa dan sulawesi.Â
Selain itu Indonesia secara geografis Indonesia merupakan negara kepulauan dengan luasan lautan yang lebih besar dari pada daratan ini berada pada tiga pertemuan lempeng yaitu lempeng pasifik, indo-australia dan eurasia. Pergerakan lempeng inilah yang memicu terjadinya gempa bumi, tsunami dan juga aktivitas gunung api yang ada di indonesia.
Tanah Bumbu terletak di antara: 2052' -- 3047' Lintang Selatan dan 115015' -- 116004' Bujur Timur dengan luas wilayah sebesar 4.890,30 km2 (489.030 Ha) atau 13,03 persen dari total luas Provinsi Kalimantan Selatan. Teluk Kepayang merupakan kecamatan terluas yang  ada di Tanah Bumbu dengan cakupan  25,63 persen dari luas keseluruhan Kabupaten Tanah Bumbu, sedangkan Kecamatan Kusan Hilir memiliki luas wilayah terkecil sebesar 74,56 Km2 atau hanya 1,52 persen dari wilayah Kabupaten Tanah Bumbu.
Berturut -- turut dari kecamatan terluas setelah Teluk Kepayang adalah Mantewe, Satui, Sungai Loban, Simpang Empat, Kusan Hulu, Kusan Tengah, Karang BIntang, Angsana, Batulicin, Kuranji dan Kusan Hilir.
Indeks Risiko Bencana sangat dipengaruhi oleh komponen penyusunnya yaitu komponen bahaya, komponen kerentanan dan komponen kapasitas.Â
Kabupaten Tanah Bumbu masuk kedalam kelas risiko tinggi ditahun 2020 dengan nilai skor tahun 2016 sampai 2020 memiliki skor yang sama sebesar 155.60 sedangkan di tahun 2021 sebesar 143.94 dengan indeks risiko sedang, acaman bencana yang dapat terjadi yaitu; Gempabumi, banjir, tanah longsor, kekeringan, gelombang ektrim/abrasi, kebakaran hutan dan lahan, cuaca ekstrim dan tsunami menurut data IRBI 2020-2021. Data Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI) merupakan data resmi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang diterbitkan sejak 2013 lalu.Â
Tabel .1. Indeks Risiko Bencana Per-Ancaman Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2020
Berdasarkan Tabel .1. menunjukkan Indeks Risiko Per-Ancaman Bencana Tahun 2020. Memiliki Indeks Risiko Bencana Banjir yang tinggi dengan skor 36.00, Indeks Risiko Bencana Gempa Bumi yang sedang dengan skor 10.80, Indeks Risiko Bencana Tsunami yang Sedang dengan skor 11.20, Indeks Risiko Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan yang tinggi dengan skor 36.00, Indeks Risiko Bencana Tanah Longsor yang sedang dengan skor 12.00, Indeks Risiko Bencana Gelombang Ekstrim/Abrasi yang tinggi dengan skor 24.00, Indeks Risiko Bencana Kekeringan yang sedang dengan skor 12.00 dan Indeks Risiko Bencana Cuaca Ekstrim yang tinggi dengan skor 13.60.Â
Data pada analisis ini merupakan data klasifikasi tingkat risiko bencana Kabupaten Tanah Bumbu sesuai IRBI 2020. Tingkat ancaman bencana Banjir dan Kebakaran Hutan dan lahan di Kabupaten Tanah Bumbu masuk kedalam kelas risiko tinggi dengan skor (36.00). Â Â Â
Grafik .1. Jenis dan Jumlah Bencana di Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2016-2020
Berdasarkan Grafik .1. dapat dilihat bahwa Sepanjang tahun 2016,2017,2018,2019,2020, tercatat 28 kejadian bencana alam di Kabupaten Tanah Bumbu dengan jenis bencana yang terjadi; Banjir, Kebakaran Hutan dan Lahan, Puting Beliung, dan Gelombang Pasang. Kejadian bencana yang mendominasi adalah bencana banjir sebanyak 10 kejadian yang selalu terjadi disetiap tahunnya tak hanya itu bencana kebakaran hutan dan lahan pun hampir terjadi disetiap tahunnya dengan total 10 kejadian. Berikut merupakan Statistik Bencana Menurut Jenis dan Jumlahnya time series 5 tahun:
Tabel .2. Statistik Jenis dan Jumlah Bencana di Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2016-2020
Tabel .3. Statistik Bencana Menurut Waktu di Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2016-2020
Berdasarkan Tabel .3. menunjukkan dampak bencana alam yang diperoleh pada time series 5 tahun (2016-2020) di Kabupaten Tanah Bumbu adalah sebanyak 66.372 jiwa penduduk menderita dan sebanyak 1.119 jiwa penduduk mengungsi. Meskipun tidak terdapat korban jiwa namun jumlah infrastruktur yang terdampak bencana antara lain 38 rumah mengalami kerusakan serta ada beberapa kerusakan fasilitas seperti pendidikan dan peribadatan.Â
Upaya penanganan bencana dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tanah Bumbu mengenai bencana banjir ialah melakukan kaji cepat kebutuhan dan situasi, koordinasi dengan aparat setempat, mendirikan posko banjir, penyerahan bantuan logistik dan mendirikan dapur umum dari swadaya Desa.Â
Sedangkan untuk bencana kebakaran hutan dan lahan sehubungan dengan tibanya musim kemarau kepada seluruh masyarakat Kabupaten Tanah Bumbu, khususnya masyarakat yang tinggal di  sekitar hutan dan lahan untuk mewaspadai terjadinya kebakaran hutan dan lahan agar melakukan upaya-upaya pencengahan dengan pemadaman secara dini, apabila terjadi kebakaran segera menghubungi pos -- pos siaga bencana karhutla di masing -- masing kecamatan, kebakaran yang tidak tertangani agar segera menghubungi call center/sms/Whatshapp (0811-5111-441) dan Radio Komunikasi Frekuensi (151.625 MHZ).
Pemerintah Daerah juga telah menghimbau agar tidak sembarangan membakar lahan. Tak hanya itu, Pemda juga aktif pada Posko Siaga Bencana di kantor BPBD Kabupaten Bumbu sebagai tindakan antisipasi menghadapi kemungkinan terjadinya kebakaran hutan dan lahan yang dapat mengakibatkan kabut asap. Begitu pula untuk jenis bencana yang lain, pemerintah selalu menghimbau kepada masyarakat dan terus mensosialisasikan mewaspadai akan datangnya bencana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H