Sejak dunia musik mulai memasuki era musik digital, semakin banyak band dan musisi baru khususnya musisi Indie bermunculan, salah satunya diantaranya adalah TGB band.
SEBUAH NAMA TANPA AKRONIM
TGB, dulunya adalah band yang bernama The Glastonbury, saat ini TGB adalah sebuah band yang tampil tanpa arti akronim dan filosofi nya. Nama mereka memang simpel, tetapi musik mereka jauh dari itu. Band yang terdiri dari Luqman (Vokal), Gadhiel (Gitar), Brian (Bass), dan Mojei (Drums) telah menggebrak panggung musik Indonesia dengan kepercayaan diri mereka, mengusung genre musik yang memikat banyak hati di era 90an: Britpop. Sebuah genre yang dipopulerkan oleh band-band legendaris Inggris seperti Blur, Oasis, Radiohead, dan Suede.
PERJALANAN YANG PENUH LIKA-LIKU
Dimulai di studio musik 2nd Floor, Pasar Rebo, Jakarta Timur pada tahun 2015. Band yang awalnya bernama The Glastonbury, namun seiring berjalannya waktu, akronim itu pun dilepas dan nama TGB menjadi lebih bebas ditafsirkan. Tahun 2016 adalah puncak kiprah awal mereka, ketika mereka membuka panggung untuk band-band ternama di Indonesia seperti Naif, Sheila On7, Samson, dan J-Rock melalui berbagai event spektakuler, termasuk Jakarta Bikers Meet 1 pada Agustus 2016, Jakarta Bikers Meet 2 pada November 2016 di GBK dan Pekan Raya Nusantara di ICE BSD Tangerang pada tahun yang sama yaitu tahun 2016.
Namun, sayangnya, kesibukan masing-masing personil membuat TGB harus mengambil hiatus atau vakum, meskipun saat itu mereka mulai mendapatkan banyak pekerjaan yang menggiurkan. Sampai suatu saat, vakum itu bertambah panjang karena tragedi yang mengejutkan: kepergian keyboardis mereka, Bembenk, yang meninggal dunia akibat COVID-19. Namun, pada tahun 2022, semangat mereka kembali terbakar, berkat dorongan dari musisi Patria NK dan eksplorasi musik di era digital.
KEMBALI KE PANGGUNG DI ERA DIGITAL
Pada tahun 2022, TGB kembali dengan semangat yang lebih besar. Brian, bassis band ini, berkata, "Saat ini alhamdulillah dunia musik sedang berkembang ke arah yang positif, di era digital ini semua musisi bisa mendistribusikan karyanya kapanpun, dimanapun, dengan genre apapun. Sekarang ini adalah era dimana musisi dan pendengar akhirnya merdeka untuk memilih dan menikmati musik sesuai dengan selera mereka masing-masing, itu yang membuat kami semakin PD menciptakan lagu dengan genre musik yang kami sukai."