Mohon tunggu...
Mahmud Ibrahim
Mahmud Ibrahim Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Keperawatan

Mahmud Ibrahim (202413127)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Keindahan Gunung Lawu serta tantangan pertama seorang pendaki

30 November 2024   02:45 Diperbarui: 30 November 2024   02:51 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keindahan gunung Lawu serta tantangan pertama seorang pendaki

Perjalanan menuju Puncak Lawu

Pemandangan yang begitu indah dipandang mata disertai Udara dingin menusuk tulang menyambutku saat aku menginjakkan kaki di puncak Gunung Lawu. Seketika, segala lelah dan penat terbayar lunas oleh keindahan alam yang terhampar luas di hadapan mata dengan di iringi suara kicauan-kicauan burung yang merdu, serta kebahagiaan yang belum pernah saya rasakan sebelumnya. Awan putih bergulung-gulung bagaikan kapas, yang menyelimuti lembah-lembah hijau sejauh mata memandang terlihat begitu sangat indah. Matahari mulai merangkak naik yang bersinar begitu cerah dan indah, perlahan-lahan menyinari puncak-puncak gunung lainnya yang berdiri gagah terlihat begitu sangat indah dari puncak yang saya tempati di sertai nyanyian kicauan burung-burung yang merdu suaranya membuat saya merasakan kebagian yang tidak akan pernah terlupakan.

Perjalanan menuju puncak penuh tantangan dan bukanlah perkara yang mudah. Jalur pendakian yang terjal dan berbatu, ditambah cuaca yang tak menentu, membuat saya merasa begitu sangat lelah dan benar-benar menguji fisik dan mental saya. Namun, setiap langkah yang ku injakan selalu diiringi oleh semangat serta dukungan dari semua teman-teman saya dengan bercerita maupun bercanda agar tidak terasa lelah atau pun putus asa untuk mencapai tujuan dan selalu memberikan motivasi dan dukungan, serta terus memberikan semangat kepada saya dan menjadikan momen-momen penting dalam perjalanan saya menuju puncak lawu. Dalam perjalanan saya menemukan berbagai jenis tumbuhan dan bunga-bunga yang sangat indah dan cantik yang belum pernah saya temui sebelumnya, Hutan pinus yang rindang, tumbuh-tumbuhan yang lebat, pemandangan yang luas, tumbuhan yang cantik dan hijau, udara yang begitu sejuk dan dingin, serta aliran sungai kecil yang begitu jernih dan bersih menjadi teman setia sepanjang perjalanan menuju puncak lawu.

Salah satu tantangan terbesar yang ku hadapi selama dalam perjalanan menuju puncak lawu adalah ketika melewati jalur yang terjal dan berlumut itu semua bisa terasa begitu mudah karena saya selalu dibantu oleh teman-teman saya selama dalam perjalanan menuju puncak. Setiap langkah yang saya lakukan harus dilakukan dengan hati-hati dan teliti agar tidak terpeleset. Selain itu, angin kencang dan suhu yang dingin juga membuat tubuh merasakan kedinginan dan semakin lelah. Namun, rasa takut dan lelah itu berhasil ku atasi dengan terus berdoa dan memotivasi diri sendiri Serta dukungan dan motivasi dari teman perjalanan dalam pendakian menuju puncak.

Di puncak, aku merasakan kedamaian, kebahagiaan, kesenangan, yang tak pernah kurasakan sebelumnya. Rasanya seperti seluruh beban dunia seketika hilang dan tertinggal di bawah sana yang menjadikan saya terasa sangat begitu bahagia dan kebahagiaan yang belum pernah saya rasakan sebelumnya. Hanya ada aku, alam, teman pendaki, dan Sang Pencipta. Aku duduk termenung, menikmati keindahan alam disertai kicauan-kicauan burung yang sangat merdu yang begitu indah yang belum pernah saya rasakan sebelumnya dan ini adalah pertama kali saya naik ke puncak gunung, terasa begitu sangat menyenangkan dan semuanya terasa ter bayarkan semua hal yang telah saya lewati di sepanjang perjalanan. Sejenak, aku merenung tentang hidup, tentang tujuan hidup, tentang masa depan, dan tentang arti kebahagiaan.

Gunung Lawu tidak hanya menyuguhkan keindahan alam yang memukau, tetapi juga mengajarkan banyak hal tentang kehidupan. Pendakian ini mengajarkan aku tentang pentingnya persiapan, kerja sama tim, dan kekuatan mental. Aku juga belajar untuk menghargai setiap langkah kecil yang kuambil dalam setiap perjalanan menuju puncak, serta bersyukur atas segala nikmat yang telah Tuhan berikan sehingga saya bisa sampai ke puncak dengan lancar dan menyenangkan.

Ketika saatnya turun, aku merasa berat hati untuk meninggalkan puncak. Namun, aku membawa pulang banyak kenangan indah dan pelajaran berharga. Gunung Lawu akan selalu menjadi tempat istimewa di hatiku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun