Mohon tunggu...
Mahlica Sarge
Mahlica Sarge Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menyanyi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sejarah Pemetaan Zaman Hinduisme

5 Mei 2023   15:03 Diperbarui: 5 Mei 2023   15:09 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

A. Pemetaan Zaman 

Menurut Antoine[1],sangatlah sulit untuk mendefenisikan tentang Hinduisme,karena Hinduisme bukanlah satu agama dengan syahadat tunggal yang harus dipatuhi oleh semua orang. Selain pluralitas doktrin,aliran,serta latihan,ada dua unsur yang membuat elaborasi defenisi menjadi sulit .Pertama,karena Hinduisme tidak memiliki seorang pendiri seperti dalam Buddhisme,Kristen,dan Islam;karena Hinduisme tidak memiliki tubuh otoritas yang merumuskan batas-batas dogma.

Sebagaian Penulis Hinduisme Modern, karena mengikuti contoh dari sarjana Barat,seringkali memiliki kecendrungan untuk mereduksikan Hinduisme sebagai Vegantanya Sankaracarya .Mereka melihat kesatuan Hinduisme sebagai sebuah proses bertahap dari bentuk pemujaan yang rendah sampai dengan bentuk yang canggih.

Pola perkembangan inilah yang dari agamasuku yang polistik ke agama etis;dari agama etis ke devosi pada satu Tuhan personal,dari penyembahan satu Tuhan personal ke realisasi identitas diri dengan sang absolut yang impersonal. Biasanya Hinduisme dikaitkan dengan mitos Aryan,Mitos Aryan ini adalah kepercayaan bahwa Hinduisme merupakan ciptaan suku Aryan yang masuk ke India sekitar 2000 tahun SM.jadi disini  Hinduisme merupakan hasil campuran antar Unsur-unsur Aryan dan non-Aryan (Aborigin dan Dravida).

Sejarah  Kronologis Hinduisme dapat dibagi dalam empat masa yaitu:

B. Masa Weda (1500 SM-300 SM)

Pada Aryan yang masuk ke India membawa Agama yang memuja serta mengambilhati para dewa yang melambangkan kekuatan-kekuatan alam.Di bawah pengaruh mentalitas religious loka,system pemujaan kaum Aryan ini berkembang menjadi dua aliran yang berbeda yaitu yang ritualistik dan filosofis.Kalau di lihat pemujaan terhadap alam memberikan tempat bagi perkembangan ritual canggih yang berbagai macam upara kurban (yajna).dan hanya boleh dilakukan oleh pendeta-pendeta yang professional.

Upacara kurban ini sangat penting karena pengucapan mantra secara tepat dapat membuka pintu ke  alam magis;di pihak lain juga sebagai reaksi terhadap tradisi ritualistik, aliran filosofis mencoba untuk menemukan kehadiran rohatau kesadaran(spirit) yang meliputi semua di balik pluralitas para dewa.Contoh untuk pemujaan alam dapat dilihat dalam Rig-Weda 1,113:The Succession of night and day;untuk ritual kematian,lihat Atharva veda  XVIII,2;dan untuk pertanyaan filosofis tentang asal-usul alam semesta ,lihat di Rig- Veda X,129.[2]

Dua dewa utama dalam kidung Rig-Weda adalah Indra dan Agni.Dewa Indra dalam aspek kosmisnya adalah pembebas dari air bah;dalam aspek dunianya adalahpemimpin yang kaumAryan yang berkulit kuning langsat dalam mengalahkan kaum non Aryan (Dasus/Dasyus) yang berkulit gelap.[3]Selanjutnya api(Agni),dewa yang sangat penting karna dia adalah penelan serta penikmat serta pemurni.Agni merupakan apinya hidup dan menciptakan rasa dalam benda-benda.Jadi segala daya dipastikan segala tindakannya hanya melalui dukungan Agni[4].

C. Masa Reaksi /Klasik (300 SM-1000 M)

Masa reaksi diikuti oleh sekelommpok kecil arif bijaksana yang memisahkan diri dengan ciri-ciri berikut:

  • Penekanan pada moralitas,pengendalian diri dan kerja yang baik.
  •  
  • Interperetasi yang rasional terhadapa masalah kehidupan manusia.
  •  
  • Penolakan terhadap ritualisme serta menghormati kehidupan duania hewan.[5]

 

Pada abad ke 6 SM di India muncul dua gerakan utama yang mendudukkan mereka diluar kekolotan hukum weda.yaitu Buddhisme dan jainisme .Hinduisme merumuskan dirinya dalam dalam tantangan dengan menyatakan validitas veda serta hukum kasta(varna)dan tahap-tahap hidup(asrama).Pada mulanya gerakan Buddhisme dan Jainisme menarik banyak perhatian orang daan menjadi kekuatan cukup besar.Jika kita lihat bukti-bukti arkeologisnya pada abad ke 2 SM-2 itulah bukti gelombang tersebut memihak pada Buddisme.

Namun lambat laun gelombang tersebut berbalik. Pendirian dinasti Gupta di India Utara memberikan tanda kebangkitan kembali Hinduisme.Pada saat itulah kebangkitan Hinduisme dimasa klasik terkait dengan kebangkitan kesadaran Weda.yang digambarkan lewat imajinasi raksasa seekor babi yang merupakan inkarnasi dewa wisnu.yang menyelamatkan bumi dan kejatuhannya.

 

D. Masa Pertengahan (1000-1800 SM).

Ciri utama masa ini menunjukkan fakta bahwa Islam memberikan sebuah konteks mendasar bagi perkembangan Hinduisme sebagai teks.Hinduisme berkembang dengan baik,sampai kedatangan Islam dalam mengakomodasikan semua tantangan dalam bentuk agresi dari luar.Di satu pihak Islam menganjurkan perpindahan agama ;di pihak lain juga Islam mendorong kecendrungan yang lebih egalitir dan  monoteistik bagi kaum Hindu.

 

E. Masa modern (1800-1947)

Pengaruh kebudayaan Barat memberikan damfak menentu bagi Hinduisme.Walaupun Hinduisme popular dan tradisional tetap menguasai masyarakat umum,namun orang-orang terpelajar sangat dipengaruhi ide-ide baru yang datang dari Barat.Secara umum dapat dikatakan bahwa hubungan Barat telah membuat penganut Hinduisme sadar akan keniscayaan untuk menjaga nila-nilai tradisional Hinduisme,walaupun mereka harus menyesuaikan diridengan mentalitas modern.

 

Pada masa reformasi  awal,isu tentang Weda dan otoritas Weda muncul kembali kepermukaan.Tokoh reformasi Hindu pertama adalah Rammchun Roy berusaha untuk membenarkan monoteisme yang berbasis Vedanta ,sekitar 1830 melanjutkan perjuangannya.Kemudian di akhir abad ke-19 Swami  Dayananda Saraswati mendirikan mendirikan gerakan Arya Samaj di Bombay,memperkuat keabsolutan Wedayang telah dicetuskan oleh gerakan Brahmo Samaj. Pada perkembangan selanjutnya tradisi Hinduisme memperkeras posisinya untuk mempertahankan otoritas Weda karena di bawah tekanan Budhisme,Jainisme,Materialisme.

Di masa modern Hinduisme sekali lagi mendapat tekanan dari sumber kristiani yang rasional,modernis,reformis,Hinduisme tidak bereaksi dengan cara yang sama.Hinduisme yang sekarang meninggikan pengalaman religius di atas otoritas religius dan tidak lagi terikat pada otoritas Weda dan menggunakannya sebagai sebuah simbol. [6]

Referensi

[1] Antoine,R.Sacred Books and Religious Literature,dalam Religious Hinduism,by Jesuit Sccholar.hal,31.

[2] Jesuit Scholars,Religious Hinduism,hal.24-25

[3] Masih,Yakub.The Hindu Religious Thought,hal.24

[4] Aurobindo,Sri/PanditM.P (Compl),ibid,.hal.7

[5] Jesiut  Scholars,Religious Hinduism,hal.25

[6] Renou,Louis,The Destiny of the Veda in India,ed& trans.Dev Raj Chanana(Dhelhi :Motilal Banarsidass,1965,hal.61),dikutip dalam Sharma,Arvind(ed),Our Religion,hal.43

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun