Mohon tunggu...
Mahliana De Uci
Mahliana De Uci Mohon Tunggu... Freelancer - dan bagaimana saya harus mengisi kolom ini?

Gemar menonton bola dan main PES. Asli Majalengka.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Watchmen: Film Hero Asyik dari Komik Klasik

1 Januari 2021   15:02 Diperbarui: 1 Januari 2021   15:05 845
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Watchmen menjadi alternatif tersendiri bagi anda yang menyukai film pembela keadilan bertopeng. Namun, jangan kira anda akan mendapatkan sudut pandang klise putih lawan hitam, dimana kemudian putih berjaya di akhir cerita. Laiknya sebuah alternatif, Watchmen keluar dari kebiasaan sudut pandang stereotip. 

Maka bersiaplah jika imaji pembasmi kejahatan super yang selama ini dipupuk dan tumbuh, seperti betapa sempurnanya citra sang pahlawan baik dalam perkataan, perbuatan dan pemikiran, akan digoyang secara ekstrem melalui film besutan sutradara Zack Snyder yang rilis pada Maret 2009.

Kisah Watchmen ini sudah lebih dini tersaji dalam media novel grafis, istilah yang ditujukan pada karya mirip komik namun dengan pemaparan yang jauh lebih utuh dan kompleks, sebelum dialih-wahanakan dalam bentuk film. 

Dituang dalam 12 bagian di medio 1986-87, buah kerjasama trio Alan Moore, Dave Gibbons, dan John Higgins ini tak hanya sukses secara komersial. Tak kepalang kolumnis BBC, Nicholas Barber, bahkan menyebutnya sebagai buku yang "mempelopori perkembangan komik ke fase berikutnya".

Secara garis besar, Watchmen mengisahkan ketegangan antara dua kekuatan adidaya dunia, Amerika Serikat dan Uni Soviet, pasca perang Vietnam yang mengantar dunia ke pintu gerbang Perang Dunia III. 

Penggalian ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir mengisyaratkan jika senjata kimia berskala besar, dalam cerita ini bom nuklir, sangat mungkin menjadi amunisi utama dua kubu yang sama keras kepala. Adakah jalan menghindarkan pergulatan ini?

Cover Novel Grafis Watchmen Edisi I. Sumber: readcomiconline.to
Cover Novel Grafis Watchmen Edisi I. Sumber: readcomiconline.to

BERHENTILAH BILA ALERGI SPOILER!

Sialnya ketika dunia ada di ambang kiamat para pahlawan malah dilarang seliweran. Mereka dianggap sering berlaku sewenang-wenang dan menempatkan diri di atas hukum berikut perangkatnya. 

Ada yang pensiun dan berbaur dengan masyarakat. Ada yang terus bergerilya meski ilegal. Ada pula mereka yang akhirnya mesti tunduk sebagai kaki tangan pemerintah.

Cerita semakin rumit karena seorang pahlawan ternyata memiliki rencana rahasia tersendiri. Ozymandias, sosok pahlawan yang didaku sebagai "The Smartest Man on The Planet", mencoba menyelamatkan bumi dengan mengorbankan warga New York. 

Mempunyai sumber dana dan daya luar biasa, ia meluncurkan bom nuklirnya sendiri dari luar angkasa yang disalahartikan sebagai serangan alien oleh warga dunia.

Kejam? Ya, kejam. Namun terbukti efektif sebab Amerika dan Uni Soviet lantas sepakat berdamai serta bahu-membahu bersiap menyongsong "pihak ketiga" yang tak mereka ketahui.

Line-Up Watchmen. Sumber: NME
Line-Up Watchmen. Sumber: NME

Melalui jalan yang pahlawan-pahlawan ambil, penonton seakan diajak menyaksikan sisi tokoh manusia super yang kadang luput dari perhatian yakni sisi kemanusiaan itu sendiri. Ambil contoh Night Owl.

Ia benar-benar mengasingkan diri dari "pekerjaan" masa lalunya, meninggalkan peralatan tempurnya teronggok, berdebu di bunker bawah tanah. Untuk menyadari betapa hampa kehidupannya tanpa kegiatan menantang malam hari di masa lalu. Rasa sepi yang ternyata juga dirasakan oleh Silk Spectre, satu-satunya pahlawan wanita dalam lingkaran Watchmen.

Lalu ada Rorschach yang miliki pandangan bahwa dunia memang hanya hitam dan putih. Ia berperan bak hakim sekaligus eksekutor di pojok tergelap jalanan. Sikapnya yang tak mau berkompromi ketika berhadapan dengan kejahatan jadi suatu hal yang menarik. Ia seakan tak mau memahami mengapa seorang penjahat melakukan hal buruk. Kejahatan adalah kejahatan, terlepas apapun motifnya. Kira-kira begitu menurut tokoh bertopeng hitam-putih ini.

Merasa kurang jika pahlawan super tak memiliki kemampuan dewa? Tenang, Anda tak akan begitu kecewa karena Watchmen menghadirkan Dr. Manhattan. Memiliki latar belakang seorang ilmuwan nuklir, hidupnya berubah 180 derajat setelah kecelakaan di laboratorium pemisah materi. Tak tanggung-tanggung, ia kemudian mampu berteleportasi ke Mars dalam sekedipan mata, memanipulasi benda di sekitarnya, dan berbagai hal menakjubkan lainnya.

Salah satu narasi cerita bahkan mendeskripsikannya dengan ungkapan:" God is real and He is American".

Sayang, kekuatan tak terbatas ruang dan waktu tersebut memberikan dampak teramat mahal bagi Dr. Manhattan. Kekuatan super itu justru membuat cacat kepekaannya. Ia tak lagi memandang kehidupan dengan mata manusia pada umumnya. Seiring waktu, ia menjadi kian terisolir secara emosi bahkan ketika berinteraksi dengan wanita yang notabene kekasihnya.

Secara keseluruhan, Watchmen dapat menjadi alternatif tontonan yang menarik karena menyuguhkan bangunan cerita yang kompleks dan unik ketimbang film-film superhero stereotip umumnya. Sisi sosial nan emosional para pembela kebenaran direkam dalam porsi pas. 

Keragaman definisi keadilan yang diyakini berdasar pengalaman dan pengetahuan para tokoh barangkali pula dapat mengingatkan kita bahwa ada 1001 jalan mencapai Roma pun dengan resiko dan konsekuensi yang menanti kelak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun