Itu hari yang banal.
Diawali dengan pagi yang kesiangan.
Diakhiri malam beranjak subuh.
Kesana-kemari. Mecicil.
Dan dua centang hitam di whatsapp
masih bergeming. Tetap.
Seolah mengejek.
Memang mengejek.
Di dalam, seorang anak
menangis, meraung.
Tak mau ia jadi dewasa,
walau tak tersisa lagi kawan
yang mengajaknya main bola
menunggu Maghrib.
Sedang di luar hilir mudik
warta berita perang
atau sebenarnya perang-perangan, ya?
Nyawa kok macam mainan.
Banjir mulai surut
karena hujan pun begitu.
Sementara bapak-bapak ikut prihatin,
kita ikut apa?
Nggibah dong. Ehe.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H