Mohon tunggu...
Mahiya
Mahiya Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Tertarik terhadap pembahasan Kesehatan, Agama, Sejarah, Politik, Filsafat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kebebasan

18 September 2022   23:44 Diperbarui: 18 September 2022   23:52 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Di dunia ini tidak ada yang disebut kebebasan mutlak. Seluruh kebebasan terikat dalam batasan tertentu. Sampai jika kita memandang alam di sekitar kita, di depan atau di belakang kita, akan kita jumpai tidak adanya kebebasan mutlak. Mobil di jalan pun tidak punya kebebasan. Karena kebebasan Anda dibatasi oleh hak pengemudi lain. Demikian juga pesawat di angkasa, bintang, dan planet juga harus berjalan pada garis edarnya, agar tidak terjadi benturan. Allah SWT berfirman :

"Dan masing-masing beredar pada garis edarnya" (Q.S Yaasin:40)

Kebebasan tanpa batas (mutlak) adalah pandangan teoritis belaka, tidak akan menjadi realitas. Sebab, kebebasan pasti ada batasan. Sistem apapun di dunia, pasti akan dibatasi oleh kebebasan tertentu. Sistem demokrasi pun tidak memberikan kebebasan untuk menghentikan sistemnya sendiri. Jika ini terjadi, berarti sistem menghancurkan dirinya sendiri. Dengan demikian, kebebasan harus terbatas dalam lingkup pelestarian dasar-dasar sistem tadi. Karena itu, setiap sistem memiliki dasar-dasar yang dipakai tonggak dalam menegakkan masyarakat dan falsafah hidupnya serta pandangan terhadap eksistensi dan sejarah.

Dasar-dasar filosofis tersebut tidak memberikan peluang kepada seorang anggota masyarakat untuk melanggarnya. Jika eksistensi dasar tersebut telah dilanggar, sedikit demi sedikit sistem besar tadi akan runtuh. Jadi memang beberapa hal tetap dalam sebuah masyarakat harus keluar dari lingkaran bebas. 

Jika Anda penganut sistem republik, Anda tidak boleh menghancurkan sistem republik. Jika Anda penganut sistem kerajaan, Anda tidak boleh melemahkan sistem yang Anda anut tersebut. Begitu pula dengan Islam sebagai sistem kemasyarakatan Islam. Kaum muslimin dalam masyarakat tersebut harus mencerminkan kekuatan agung. 

Masyarakat Islam juga menentang ateisme yang tidak mempercayai adanya Allah, hari akhir, dan kenabian. Islam menentang semua ini. Islam juga menentang komunisme, jika yang dimaksud adalah aliran ateisme, sebagaimana yang telah populer. Sebab komunisme sejati adalah aliran yang percaya materialisme historis, dialektika materi, yang menafsirkan sejarah secara ekonomi dan material semata. Menurut aliran ini, agama-agama dan kenabian yang telah ada adalah bukan wahyu dari Tuhan. Para nabi dan rasul menurut mereka bukanlah cerminan kekuasaan ketuhanan atau penyampai kalimat Allah. Dalam pandangan mereka, para nabi dan rasul hanyalah orang pilihan suatu masyarakat. Agama bagi mereka bukanlah ajaran ketuhanan, tapi racun yang menghancurkan umat manusia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun