Mohon tunggu...
Mahir Martin
Mahir Martin Mohon Tunggu... Guru - Guru, Aktivis dan Pemerhati Pendidikan

Penulis: Satu Tahun Pembelajaran Daring, Dirayakan atau Disesali? (Penerbit Deepublish, 2021); Hikmah Pandemi Covid-19 Relevan Sepanjang Masa (Guepedia, 2021); Catatan dari Balik Gerbang Sekolah untuk Para Guru (Guepedia, 2022); Motto: Reflection Notes: Ambil hikmahnya...

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Manisnya Iman

18 April 2022   20:50 Diperbarui: 18 April 2022   21:01 447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ramadan hari keenam belas. Hari ini kita melanjutkan pembahasan Kitab Shahih Bukhari bab manisnya iman. Berikut teks haditsnya:

Dari Anas bin Malik dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Tiga perkara yang apabila ada pada diri seseorang, ia akan mendapatkan manisnya iman: Dijadikannya Allah dan Rasul-Nya lebih dicintainya dari selain keduanya. Jika ia mencintai seseorang, dia tidak mencintainya kecuali karena Allah. Dan dia benci kembali kepada kekufuran seperti dia benci bila dilempar ke neraka"

Seseorang yang ingin merasakan manisnya iman syaratnya tiga:

Pertama, bisa mencintai Allah dan Rasulnya melebihi apapun. Ini harus kita ikhtiarkan, kita perjuangkan. Maka, mengapa setiap akhir kajian kita membaca shalawat. 

Shalawat adalah satu-satunya kebaikan yang diperintahkan, dimana malaikat dan Allah juga melakukannya  (QS Al-Ahzab: 56).

Kedua, jika ia mencintai seseorang, ia tidak mencintainya  kecuali karena Allah. Dalam tradisi Arab, orang biasa memanggil dengan panggilan "Akhi fillah," saudaraku di jalan Allah.

Begitu juga ketika kita tidak menyukai orang lain, itu karena perbuatannya, bukan karena orangnya. Karena manusia bisa berubah, sedangkan perbuatan jelek selamanya akan tetap jelek.

Ketiga, seseorang yang benci kembali kepada kekufuran seperti dia benci bila dilempar ke neraka. 

Oleh karenanya  kita diharapkan tidak wafat, kecuali dalam keadaan muslim (QS Ali Imran: 102). 

Jika kita istiqomah dalam keimanan kita, dalam bahasa Al-Quran, kita akan bahagia, tidak ada kekhawatiran dan kesedihan (QS Al-Ahqaf: 13). Inilah manisnya iman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun