Materinya pun tidak terbatas tentang agama, materi-materi penting lain juga bisa diberikan.Â
Misalnya, materi pengembangan diri, motivasi atau peningkatan skill. Para ahli dan pakar dari bidang yang dibahas pun diundang untuk mengisi materi sanlat.
Sanlat ini bisa menjadi alternatif kegiatan positif bagi remaja yang aktif dan mau mengembangkan diri. Kegiatan ini bisa memotong perhatian remaja yang berlebihan kepada gawainya.Â
Meskipun dalam pelaksanaannya gawai tetap digunakan, tetapi paling tidak gawai bisa digunakan untuk kegiatan positif dan produktif.
Sayangnya, sanlat hanya menjamur di bulan Ramadan, dan durasinya sangat singkat. Padahal konsep sanlat bisa dilakukan berkesinambungan setiap bulannya.Â
Hal ini selaras dengan semangat Ramadan yang sebenarnya diperuntukkan sebagai bekal menghadapi kehidupan di 11 bulan kemudian.Â
Artinya ada semangat keberlanjutan, berkesinambungan. Jika hal ini bisa terwujud, mungkin generasi yang akan datang akan lebih banyak bisa mendapatkan manfaat dari sanlat yang dilakukan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H