Mohon tunggu...
Mahir Martin
Mahir Martin Mohon Tunggu... Guru - Guru, Aktivis dan Pemerhati Pendidikan

Penulis: Satu Tahun Pembelajaran Daring, Dirayakan atau Disesali? (Penerbit Deepublish, 2021); Hikmah Pandemi Covid-19 Relevan Sepanjang Masa (Guepedia, 2021); Catatan dari Balik Gerbang Sekolah untuk Para Guru (Guepedia, 2022); Motto: Reflection Notes: Ambil hikmahnya...

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Refleksi dari Ruang Kelas: Sel Volta

22 Agustus 2021   08:38 Diperbarui: 23 Agustus 2021   04:54 1179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernahkah anda berpikir hidup tanpa baterai? Pasti akan sangat menyulitkan bukan? Jika dipikir-pikir, kehidupan kita banyak sekali terbantu dengan ditemukannya baterai sebagai sumber energi portable yang sangat banyak kegunaannya.

Banyak perkakas rumah tangga dan peralatan kerja kita yang menggunakan baterai. Dari peralatan yang sederhana sampai peralatan yang canggih semua menggunakan baterai. Baterai membuat peralatan elektronik bisa digunakan tanpa harus disambungkan ke sumber listrik.

Sel Volta

Mari kita sedikit mempelajari sejarah ditemukannya baterai. Ditemukannya baterai dimulai ketika ilmuwan Italia Luigi Galvani menemukan bahwa otot katak berkontraksi ketika disentuh dengan logam pada tahun 1791. 

Kemudian, Alessandro Volta yang memang tertarik meneliti tentang listrik mengambil inspirasi dari eksperimen itu. Volta melakukan serangkaian eksperimen dengan menggunakan seng, timbal, timah atau besi sebagai plat positif dan tembaga, perak, emas atau grafit sebagai plat negatif. 

Pada tahun 1800, Volta menemukan bahwa dengan menggunakan larutan tertentu sebagai konduktor untuk mendorong reaksi antara logam dan elektroda, arus listrik terus menerus dapat dihasilkan. Hal ini menjadi awal penemuan sel volta yang lebih dikenal sebagai baterai. 

Sel volta adalah salah satu sel elektrokimia yang berbasis pada reaksi reduksi-oksidasi (redoks) yang terjadi pada unsur. Reaksi redoks dapat menyebabkan terjadinya aliran elektron yang menyebabkan munculnya arus listrik.

Secara sederhana, sel elektrokimia bisa diklasifikasikan menjadi dua, yaitu sel volta dan sel elektrolisis. Sel volta adalah sel yang menghasilkan listrik sedangkan sel elektrolisis adalah sel yang memerlukan listrik untuk bisa bekerja. Sel volta menghasilkan listrik disebabkan karena adanya reaksi redoks yang terjadi secara spontan. 

Pada rangkaian sel volta terdapat dua elektroda yang berfungsi sebagai elektroda positif dan elektroda negatif. Elektroda negatif diberi nama anoda dan elektroda positif diberi nama katoda. 

Pada anoda terjadi reaksi oksidasi yang bisa mengeluarkan elektron. Elektron yang dikeluarkan akan menuju katoda untuk ditangkap sehingga terjadi reaksi reduksi pada elektroda tersebut.

Untuk bisa terjadi reaksi redoks secara spontan dan menghasilkan tegangan, unsur yang dipasangkan sebagai elektroda positif dan negatif harus sesuai. Nilai potensial elektroda unsur di katoda harus lebih besar daripada nilai potensial elektroda unsur di anoda. Perbedaan potensial inilah yang menghasilkan tegangan.

Baterai Kering dan Aki

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun