Mohon tunggu...
Mahir Martin
Mahir Martin Mohon Tunggu... Guru - Guru, Aktivis dan Pemerhati Pendidikan

Penulis: Satu Tahun Pembelajaran Daring, Dirayakan atau Disesali? (Penerbit Deepublish, 2021); Hikmah Pandemi Covid-19 Relevan Sepanjang Masa (Guepedia, 2021); Catatan dari Balik Gerbang Sekolah untuk Para Guru (Guepedia, 2022); Motto: Reflection Notes: Ambil hikmahnya...

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Artikel Utama

Refleksi dari Ruang Kelas: Reaksi Redoks

11 Agustus 2021   08:13 Diperbarui: 11 Agustus 2021   11:30 1123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Reaksi Redoks (britannica.com via kompas.com)

Pernapasan seluler lebih kompleks lagi. Pada pernapasan seluler ini terjadi reaksi kimia yang terjadi di mitokondria yang berada di dalam sel. Reaksi kimia yang terjadi pada proses inilah yang merupakan reaksi redoks.

Dalam proses ini, oksigen akan bereaksi dengan glukosa menghasilkan energi yang disimpan dalam bentuk ATP. Sedangkan karbondioksida dan uap air merupakan hasil sampingannya. 

Secara redoks, dalam proses pernapasan kita bisa melihat bahwa atom karbon dalam glukosa mengalami oksidasi, dan atom oksigen dari unsur oksigen mengalami reduksi.

Sebuah Refleksi

Masih banyak lagi manfaat reaksi redoks yang bisa kita rasakan dalam kehidupan. Bagi kita, yang penting adalah bagaimana kita mau menelitinya, bagaimana kita mau terus memperhatikan ciptaan Tuhan di dunia ini, yang penuh dengan hikmah.

Ya, proses respirasi yang begitu vital dalam kehidupan, ternyata memiliki berbagai macam proses yang terkadang membuat kita tercengang melihat keteraturan yang ada di dalamnya. Semakin kita memikirkannya, semakin yakin kita bahwa hal ini tidak mungkin terjadi dengan sendirinya. 

Alhasil, begitu banyak hikmah yang kita dapat dari reaksi redoks ini. Hal ini, mau tak mau, suka tak suka, akan mengajak kita untuk terus berpikir dan membuktikan kebesaran-Nya. Dengan begitu terangnya bukti-bukti yang ada, masihkah kita tidak mengakui keagungan-Nya? Masihkah kita menjauh dari-Nya? 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun