Mohon tunggu...
Mahir Martin
Mahir Martin Mohon Tunggu... Guru - Guru, Aktivis dan Pemerhati Pendidikan

Penulis: Satu Tahun Pembelajaran Daring, Dirayakan atau Disesali? (Penerbit Deepublish, 2021); Hikmah Pandemi Covid-19 Relevan Sepanjang Masa (Guepedia, 2021); Catatan dari Balik Gerbang Sekolah untuk Para Guru (Guepedia, 2022); Motto: Reflection Notes: Ambil hikmahnya...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kenali Potensi Diri

30 Maret 2021   21:59 Diperbarui: 30 Maret 2021   22:38 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Potensi diri itu bukanlah sebuah hasil, tetapi sebuah proses kehidupan. Proses yang membutuhkan waktu yang panjang," itu sekelumit kalimat inspiratif yang disampaikan Ariana Maharani, alumni angkatan pertama di SMAN Banua Kalsel.

Hari Minggu lalu, Ariana, yang berstatus dokter muda ini, diundang sebagai salah satu pembicara pada webinar SCUBA 3.0 yang mengangkat tema "Kenali Potensi Diri Sebelum Memulai Perjalanan Meraih Mimpi."

Seminar SCUBA 3.0

SCUBA sendiri adalah singkatan dari Science Olympiad and Culture Banua Expo. Acara ini diselenggarakan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMAN Banua Kalsel bekerja sama dengan alumni pada setiap tahunnya dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) sekolah.

Biasanya, pada acara ini diadakan beberapa kegiatan seperti lomba sains, eksibisi budaya, dan pameran kampus. Pada acara puncak penutupan diadakan seminar dengan mengangkat berbagai tema pendidikan dan remaja.

Tahun ini, semua kegiatan lomba dan pameran kampus dilaksanakan secara online. Begitu juga seminar pada acara penutupan juga dilaksanakan secara online.

Tema webinar yang diangkat panitia tahun ini memang sangat menarik. Selain menarik, tema ini juga sangat penting bagi remaja seusia peserta.

Remaja seusia SMA memang seharusnya sudah mengenali potensi pada dirinya. Bahkan mereka seharusnya sudah memulai meniti jalan untuk meraih mimpi-mimpinya di dalam kehidupan.

Mengenali potensi diri sejatinya memang sudah dimulai ketika anak baru beranjak ke fase remaja awal. Yaitu pada kisaran usia ketika anak berada di bangku SMP. 

Hal ini juga yang diceritakan Ariana. Ia mulai bercita-cita menjadi dokter sejak dirinya duduk di bangku SMP. Menurut ceritanya, ia ingin menjadi dokter karena melihat kurangnya tenaga dokter perempuan di klinik kandungan yang ada di dekat rumahnya.

Dengan berjalannya waktu, minat Ariana menjadi seorang dokter sempat goyah. Dikala duduk di bangku SMA, Ariana menekuni olimpiade bidang ekonomi yang membawanya meraih medali perunggu di ajang Olimpiade Sains Nasional.

Di saat goyah dan pikiran terpecah antara memilih jurusan kedokteran atau ekonomi, Ariana memilih untuk berdiskusi dengan orangtuanya. Dari hasil diskusi itulah akhirnya ia memilih masuk ke jurusan kedokteran.

Mengenali Potensi Diri

Namun sayangnya, ada sebagian siswa yang belum mampu mengenali potensi dalam dirinya seperti halnya Ariana. Bahkan sampai sudah duduk di kelas XII ada juga siswa yang masih bingung untuk memilih jurusan apa kelak ketika kuliah. Akhirnya, banyak terjadi siswa yang salah masuk jurusan.

Webinar ini memang ditujukan untuk membantu siswa yang belum bisa menentukan pilihannya untuk kuliah. Setidaknya, webinar ini bisa dijadikan jalan pembuka bagi siswa yang belum mengetahui minat dan bakatnya.

Sebenarnya, untuk mengenali potensi dirinya sendiri, setiap individu tak perlu terlalu memikirkan orang lain. Orang lain mungkin bisa melakukan sesuatu yang tidak bisa ia lakukan. Orang lain mungkin memiliki bakat yang tidak ia miliki.

Prinsip yang perlu diingat adalah setiap orang memiliki potensinya masing-masing. Potensi yang dimiliki pastinya akan berbeda-beda. Terkadang seseorang mahir pada satu bidang, tetapi kurang mahir pada bidang yang lain. Hal ini adalah sesuatu yang normal terjadi.

Seperti halnya tertulis pada kalimat inspiratif yang saya kutip di atas, mengenali potensi adalah sebuah proses panjang kehidupan. Terkadang kita berhasil melaluinya dengan baik, terkadang juga kita harus menerima pil pahit dengan kegagalan.

Kegagalan adalah proses kita dalam belajar. Dalam Bahasa Inggris, kegagalan diartikan "FAIL" yang bisa dipelesetkan berasal dari kepanjangan Fiirst Attempt In Learning (percobaan pertama dalam belajar).

Tahapan Mengenali Potensi Diri

Sejatinya, bagi individu yang ingin mengenali potensi dirinya, ada empat tahapan yang perlu diperhatikan. Keempat tahapan ini akan membantu seseorang untuk bisa menggapai mimpi yang dipercayainya dengan penuh keyakinan.

Pertama, kenali dirimu. Untuk mengenali diri seseorang perlu memperhatikan kekuatan dan kekurangan dalam dirinya. Kedua hal ini dipengaruhi oleh faktor internal yang ada dalam dirinya sendiri.

Selain faktor internal, ada juga faktor eksternal, yaitu kesempatan dan ancaman. Kedua hal ini juga perlu diperhatikan agar tidak salah dalam memilih jalan.

Dalam organisasi, hal ini dikenal dengan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat). Hal ini perlu dilakukan agar seseorang memiliki bahan pertimbangan dalam rangka mengenali diri dan potensinya baik dari faktor dalam maupun dari faktor luar.

Kedua, percaya diri. Semua orang bisa menjadi apa saja yang diinginkan, asalkan ia memiliki kepercayaan diri untuk meraihnya. Percaya diri juga harus didasari oleh cara berpikir yang realistis.

Percaya diri berbeda dengan terlalu percaya diri. Jika terlalu percaya diri hasilnya tidak akan baik. Ini disebabkan karena terlalu percaya diri sering kali didasari oleh sesuatu yang tidak realistis.

Ketiga, membuat perencanaan kehidupan. Misalnya, agar seorang siswa ingin memilih masuk suatu jurusan kuliah, maka ia harus memiliki referensi yang banyak tentang jurusan tersebut, sering melakukan diskusi dengan orang yang lebih tahu dan berpengalaman, memperhatikan berbagai opini lain yang menguatkan, dan terus belajar untuk memaksimalkan minat dan bakat yang sudah dimiliki.

Keempat, jangan menghakimi dirimu sendiri. Ubah kata-kata "saya tidak bisa" menjadi "saya belum bisa." Jangan menghakimi diri dengan kegagalan. Dengan tidak menghakimi diri sendiri sejatinya seseorang sedang mencintai dirinya sendiri.

Kegagalan ataupun keberhasilan sebenarnya mengajarkan diri kita untuk menghargai proses, tidak hanya mementingkan hasil yang diraih.

Alhasil, apapun potensi yang kita miliki, yang paling penting adalah bagaimana kita bisa menjadi versi terbaik dari diri kita sendiri, bukan versi terbaik dari orang lain. Karena sejatinya kita memiliki potensi diri kita sendiri yang bisa kita maksimalkan.

Sebenarnya, potensi kita itu tak terbatas, justru diri kita sendiri yang terkadang membatasinya. Oleh karenanya, kita harus bisa menggunakan potensi yang kita miliki untuk melakukan apa yang sebenarnya harus kita lakukan sebagai hamba ciptaan Tuhan. Sejatinya begitulah potensi diri seharusnya digunakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun