Mohon tunggu...
Mahir Martin
Mahir Martin Mohon Tunggu... Guru - Guru, Aktivis dan Pemerhati Pendidikan

Penulis: Satu Tahun Pembelajaran Daring, Dirayakan atau Disesali? (Penerbit Deepublish, 2021); Hikmah Pandemi Covid-19 Relevan Sepanjang Masa (Guepedia, 2021); Catatan dari Balik Gerbang Sekolah untuk Para Guru (Guepedia, 2022); Motto: Reflection Notes: Ambil hikmahnya...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Belajar Hakikat Kesuksesan dari Pak Habibie

8 Februari 2021   11:32 Diperbarui: 8 Februari 2021   22:00 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden ketiga RI, Bacharuddin Jusuf Habibie (ist via kompas.com)

Bangsa ini pernah melahirkan seorang cendekiawan, ilmuwan dan pemikir yang sangat membanggakan dan mengangkat martabat bangsa di mata dunia. Ia bernama Bapak Bacharuddin Jusuf Habibie.

Pak Habibie adalah ilmuwan yang menggagas apa yang dikenal dengan "Habibie factors," sebuah penemuan yang sangat penting di dunia dirgantara. Rumus yang ditemukan oleh Pak Habibie ini mampu menghitung keretakan atau crack propagation on random pada pesawat terbang.  

Kemampuan khusus dari Pak Habibie dalam menemukan hitungan yang teliti ini membuat orang-orang percaya dan yakin bahwa beliau juga akan mampu memecahkan problematika negara ini. Hal ini membuat beliau begitu dihormati dan dihargai sebagai pemimpin negara, Bapak bangsa, dan juga sebagai seorang ilmuwan yang handal. 

Kunci Kesuksesan Pak Habibie

Lantas, apa sebenarnya yang menyebabkan Pak Habibie bisa begitu sukses? 

Ada beberapa kunci kesuksesan yang pernah disampaikan Pak Habibie kepada kita semua.

Pertama, untuk meraih kesuksesan memerlukan usaha dan kerja keras. Usaha dan kerja keras memerlukan adanya keseriusan, keinginan yang kuat, dan konsistensi dalam melakukan sesuatu.

Seseorang yang berusaha dan bekerja keras harus mampu mengalahkan rasa malas dan kenyamanan yang selalu diinginkan jasmani. Perlu diingat, secara fitrah jasmani memang selalu menginginkan kenyamanan. Jika kita tak berusaha mengalahkannya, kita yang akan terkalahkan dan tidak akan bisa meraih kesuksesan.

Usaha dan kerja keras yang hakiki seharusnya bisa diarahkan kepada kesenangan dan kenikmatan hati dan rohani. Kenikmatan hati dan rohani inilah yang akan membawa rasa cinta, suka, dan senang dalam berusaha dan bekerja keras melakukan sesuatu.

Kedua, untuk meraih kesuksesan memerlukan sikap yang pantang menyerah. Pantang menyerah adalah sebuah kondisi sikap dimana seseorang tidak ngoyo dan mudah pasrah kepada keadaan. Seseorang akan selalu ada dalam perjuangan yang dilakukan hingga titik penghabisan. 

Jika masih bisa melakukan sesuatu, maka akan dilakukannya. Ia tidak akan menghiraukan apapun kondisinya dan tantangannya. Perjuangan untuk menggapai sesuatu yang diinginkan akan tetap dilanjutkan.

Ketiga, untuk meraih kesuksesan perlu melakukan pengorbanan. Sebuah proses akan selalu membutuhkan pengorbanan. Pengorbanan bisa berbentuk pengorbanan waktu, tenaga, dan pikiran.

Pengorbanan terkadang sulit untuk dilakukan, tapi sudah seharusnya dilakukan. Pengorbanan terkadang berat untuk dilaksanakan, tetapi sudah seharusnya kita paksakan. Itulah inti dari pengorbanan. Kita harus memiliki keyakinan bahwasanya tidak akan ada yang sia-sia dari pengorbanan, pasti akan ada hasil yang dicapai nantinya.

Keempat, untuk meraih kesuksesan perlu konsisten untuk menekuni satu bidang. Konsisten adalah usaha yang terus menerus dilakukan, tanpa henti dan menyerah dalam mewujudkan target. Untuk bisa konsisten harus ada aturan, asas, atau prinsip yang harus ditetapkan dan ditaati. 

Namun, sebaiknya seseorang konsisten pada bidang yang diprioritaskan atau ditargetkan. Menekuni banyak bidang akan menurunkan fokus seseorang. Seseorang memang perlu mengetahui banyak hal, tetapi menekuni dan mendalami banyak hal bukanlah sebuah pilihan sikap yang benar.

Kelima, untuk meraih kesuksesan perlu menetapkan diri berada di sekeliling orang-orang yang berenergi positif. Diharapkan aura energi positifnya bisa memberikan dampak baik kepada kita.

Lingkungan yang baik bisa diibaratkan ketika kita berteman dengan seorang penjual parfum. Penjual parfum mungkin akan memberi kita parfum atau kita bisa membeli parfum darinya, dan kalaupun tidak kita tetap mendapatkan bau harum darinya. 

Sedangkan lingkungan yang kurang baik diibaratkan ketika kita berteman dengan pandai besi. Bisa jadi, percikan apinya mengenai pakaian kita dan kalaupun tidak, kita tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.

Sebuah Refleksi

Kini, disaat Pak Habibie telah pergi meninggalkan kita untuk selamanya, kunci-kunci sukses yang disampaikannya terasa sangat bermakna. Mengapa? Karena Pak Habibie bukan hanya mengatakannya, tetapi beliau juga membuktikannya. Pembuktian itulah yang menjadi teladan yang beliau tinggalkan kepada kita semua. 

Dalam agama keteladanan disebut dengan bahasa hal atau sikap. Ulama dan cendekiawan Muhammad Fethullah Gulen Hojaefendi dalam ceramahnya pernah berkata, "Bahasa yang paling berpengaruh adalah bahasa sikap sekalipun hanya diam. Bahasa yang paling berpengaruh adalah bahasa hati. Bahasa yang paling berpengaruh adalah luapan air mata. Bahasa yang paling berpengaruh adalah adanya kepala yang mengerang yang merenung di bawah kegelapan malam."

Alhasil, Pak Habibie mengajarkan kesuksesan kepada kita dengan mengedepankan sebuah usaha, kerja keras, pantang menyerah, pengorbanan, konsistensi, dan juga pengaruh lingkungan.

Namun, sebenarnya yang paling penting diajarkan oleh Pak Habibie kepada kita adalah sebuah keteladanan sikap. Keteladanan yang mengedepankan sikap yang baik, hati yang lembut dan lapang, derai air mata dan doa tulus yang dipanjatkan. Inilah hakikat kesuksesan yang perlu kita renungi bersama.

[Baca Juga: Menulis dari Hati ala Bang Ahmad Fuadi]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun