Mohon tunggu...
Mahir Martin
Mahir Martin Mohon Tunggu... Guru - Guru, Aktivis dan Pemerhati Pendidikan

Penulis: Satu Tahun Pembelajaran Daring, Dirayakan atau Disesali? (Penerbit Deepublish, 2021); Hikmah Pandemi Covid-19 Relevan Sepanjang Masa (Guepedia, 2021); Catatan dari Balik Gerbang Sekolah untuk Para Guru (Guepedia, 2022); Motto: Reflection Notes: Ambil hikmahnya...

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Menulis dari Hati ala Bang Ahmad Fuadi

7 Februari 2021   17:09 Diperbarui: 7 Februari 2021   17:56 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ahmad Fuadi, Penulis Novel Negeri 5 Menara.(kompas.com) 

"Tulisan bisa menginformasikan, menginspirasi, dan menggerakkan kalau diramu dengan rasa, data dan logika," itu salah satu kalimat inspiratif yang saya tangkap dari novelis terkenal Ahmad Fuadi, penulis novel best seller Negeri 5 Menara, pada workshop yang saya ikuti kemarin.

Acara bertajuk Workshop Kepenulisan Populer yang saya ikuti ini diadakan oleh Majalah Mata Air, sebuah majalah yang terbit triwulan dengan mengangkat tema spiritualitas, sains, dan budaya yang diramu dalam bentuk artikel populer.

Saya termasuk pelanggan dan penikmat majalah ini. Menurut saya, majalah ini sangat komplit  jika dilihat dari tema yang disajikan. Ibarat makanan, majalah ini seperti gado-gado, segala macam ada, bercampur memberikan kenikmatan dan sensasi yang berbeda.

Menurut Bang Fuadi, majalah ini juga unik, karena majalah ini tidak memasang iklan. Memang, sepengetahuan saya majalah ini  tidak berorientasi profit, tetapi majalah yang memiliki visi dan misi membangkitkan literasi positif di Indonesia.

Workshop kali ini pun dilakukan dalam rangka mewujudkan visi dan misi majalah tersebut. Dari workshop ini diharapkan akan timbul penulis-penulis baru yang bisa menginspirasi pembacanya.

Ya, menulis memang seharusnya menginspirasi seperti yang dikatakan Bang Fuadi. Beliau menambahkan bahwa menulis yang menginspirasi artinya menulis yang datang dari hati dan menempel di hati pembacanya.

Menurut penuturan Bang Fuadi, menulis dari hati itu harus memperhatikan beberapa hal.

Pertama, penulis harus tahu mengapa dia menulis. Artinya penulis harus meluruskan niatnya dalam menulis. Bagi Bang Fuadi, menulis adalah interpretasi hadis Nabi yang berbunyi, "Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat buat orang lain."

Tulisan yang bermanfaat akan lebih kuat daripada peluru, kata seorang penulis barat. Ide yang dituangkan akan mengakar dalam ke alam bawah sadar pembacanya. Efeknya, akan lebih besar dari sekedar sebutir peluru.

Tulisan yang bermanfaat juga tak akan pernah tua dan mati. Meskipun umur penulis ada batasnya, tetapi ide dan gagasan yang dituliskannya akan tetap abadi selama tulisan karyanya masih dimanfaatkan dan dinikmati pembacanya.

Kedua, penulis harus tahu apa yang akan dituliskan. Hal ini berhubungan dengan ide dan gagasan yang akan ditulis. Menurut Bang Fuadi, apa saja bisa dijadikan ide dan gagasan untuk menulis asal ada kemauan dari penulis untuk mengembangkan ide dan gagasannya. Salah satu contohnya adalah momen-momen yang berkesan yang terjadi di dalam kehidupan seseorang.

Novel Negeri 5 Menara yang ditulisnya sebenarnya mengangkat ide yang sangat sederhana. Ia mengangkat peristiwa yang terjadi dalam kehidupannya ketika harus merantau dari sebuah kampung di tanah Minang untuk bersekolah jauh ke pesantren di pulau Jawa.

Ide yang menurutnya sederhana ini, bagi orang lain mungkin bermakna besar. Novelnya ini pernah menjadi salah satu bahan kuliah di universitas terkemuka di Amerika Serikat. Kata Profesor yang mengajar di universitas tersebut, nilai lokalitas yang diangkat di dalam novel tersebut sangat menarik untuk dipelajari.

Ketiga, penulis harus tahu bagaimana seharusnya menulis. Bang Fuadi sendiri mengatakan bahwa dirinya bukanlah seorang penulis yang berbakat, tetapi dirinya mau belajar. Ketika menulis novel best seller-nya ini, ia banyak membaca referensi novel-novel lain yang berhubungan dengan tema yang diangkat pada novelnya.

Ketika memulai menulis, ia juga mempelajari teknis-teknis penulisan novel. Istrinya sempat khawatir tentang novel yang ia akan tuliskan, karena ia sebelumnya belum pernah menulis novel dan juga jarang membaca novel. Namun dengan usaha yang sungguh-sungguh, dia berhasil menghasilkan karya yang sangat fenomenal.

Selain itu, ketika menulis novel ini, ia banyak melakukan riset untuk menguatkan tulisannya. Ia membuka kembali buku harian tuanya, buku catatan kusam ketika belajar di pesantren, dan juga setumpuk surat-surat yang pernah ia kirimkan yang kebetulan juga dikumpulkan oleh ibunya sebagai sumber inspirasi penulisan cerita.

Keempat, penulis harus bisa meluangkan waktu untuk menulis. Menurut Bang Fuadi, untuk menulis, tidak perlu meluangkan banyak waktu, yang terpenting adalah konsistensi untuk melakukannya. Mottonya, "Sedikit-sedikit lama-lama menjadi buku."

Novel best seller-nya ini, ia tuliskan secara rutin. Setiap pagi sebelum berangkat kerja selama kurang lebih 30 menit ia meluangkan waktu untuk menulis. Bagi setiap orang mungkin memiliki mood yang berbeda-beda untuk mengeluarkan ide-idenya. Ada yang pagi hari, ada yang di keheningan malam, atau ada yang menulis sebagai pengantar sebelum tidur.

Dari cerita pengalaman-pengalaman yang disampaikan Bang Fuadi, rasanya ada keinginan menggebu yang timbul di dalam diri untuk bisa menulis novel. Nampaknya, tujuan panitia menyelenggarakan workshop ini tercapai, setidaknya bagi saya sebagai salah satu peserta.

Alhasil, menulislah apa saja yang bisa dituliskan. Namun, menulislah dari dalam hati. Tulisan yang datang dari hati akan memiliki kekuatan emosi yang bisa sampai juga ke dalam hati pembacanya.

Siapa saja bisa menulis asalkan ada kemauan dan usaha yang sungguh-sungguh, seperti motto dalam novel best sellernya Bang Fuadi, "man jadda wajada (siapa yang bersungguh-sungguh maka ia akan dapat)."

[Baca Juga: Guru Pesulap, Membuat Materi Pelajaran Lebih Menarik]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun