Sebaliknya, jika siswa tidak belajar dengan baik dan tidak mengikuti bimbingan guru, maka siswa pastinya akan mendapatkan nilai yang jelek dan tidak akan lulus dari sekolah. Bahkan siswa tersebut akan mendapatkan hukuman tambahan.
Dari cerita imajiner ini juga siswa bisa mengambil makna yang dalam terkait sisi religius dari kehidupan.
Dalam cerita, raja Sang Penguasa tersebut adalah Tuhan Yang Maha Kuasa. Guru utusan raja adalah Nabi pembimbing manusia. Kedua siswa tersebut adalah manusia yang mengikuti aturan agama dan yang tidak menghiraukannya. Sekolah adalah dunia sebagai ladang amal, tempat manusia menjalani kehidupan.Â
Tugas belajar adalah ibadah. Nilai yang baik adalah pahala, nilai yang jelek adalah dosa. Lulus dengan mendapat hadiah besar adalah balasan surga dan tidak lulus dengan hukumannya adalah balasan neraka.
Selaras dengan hikmah cerita ini, Ustad Bediuzzaman Said Nursi dalam kitabnya Al Kalimat menuliskan, "Wahai jiwa! jika engkau menjadikan kehidupan dunia sebagai tujuan, lalu mengerahkan seluruh potensimu untuknya, maka engkau tak ubahnya seperti burung yang paling hina.Â
Adapun jika engkau menjadikan kehidupan akhirat sebagai akhir impian serta menggunakan kehidupan dunia sebagai sarana dan ladang untuk meraih akhirat, lalu engkau berusaha untuknya, maka engkau seperti pemimpin seluruh makhluk hidup dan hamba yang mulia di sisi Pencipta Yang Maha Pemurah. Engkau juga akan menjadi tamu yang mulia dan terhormat di dunia ini.Â
Di hadapanmu terdapat dua jalan, pilihlah mana yang kau suka, serta mintalah petunjuk dan taufik kepada Tuhan Yang Maha Penyayang.[1]"Â
Ya, Tuhan telah memberikan segalanya bagi manusia untuk hidup di dunia. Namun, Tuhan mengingatkan kita semua bahwa jangan sampai kita terlena dengan kenikmatan dunia.
Kenikmatan dunia hanyalah sementara, bukan untuk dinikmati dengan sepuas-puasnya. Kenikmatan dunia seharusnya dijadikan wasilah untuk mendapatkan kenikmatan yang hakiki kelak di akhirat.
Alhasil, Tugas manusia di dunia adalah untuk menjalankan perintah Tuhan dan menjauhi segala laranganNya. Bagi siswa, salah satu cara menjalankan perintah Tuhan adalah dengan sunguh-sungguh belajar dan menuntut ilmu dan mengikuti semua bimbingan guru dengan sebaik-baiknya.Â