Apakah siswa didik Anda di sekolah benar-benar sudah menjadi siswa yang setia? Mungkin pertanyaan ini jarang terbersit di benak para pendidik karena biasanya kata setia dimaknai dengan cara yang berbeda.
Biasanya kata setia digunakan untuk menggambarkan sebuah hubungan. Misalnya teman yang setia, suami atau istri yang setia, pengikut agama yang setia.
Sebenarnya, setia adalah kata sifat. Bentuk kata bendanya adalah kesetiaan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata kesetiaan memiliki arti keteguhan hati; ketaatan (dalam persahabatan, perhambaan, dsb); kepatuhan.Â
Jika merujuk kepada definisi ini, kesetiaan bisa juga diasosiasikan dengan hubungan seseorang dengan sesuatu. Misalnya, pekerja bisa saja dikatakan pekerja yang setia kepada pekerjaannya atau seorang prajurit yang setia kepada negaranya.
Kesetiaan Siswa Kepada Ilmu
Dalam dunia pendidikan, ada juga kesetiaan. Misalnya kesetiaan guru dalam mendidik atau kesetiaan siswa dalam belajar.Â
Terkait siswa, kesetiaan dalam belajar bisa dibangun dengan memberikan pemahaman kepada siswa bagaimana seharusnya siswa bisa memiliki kesetiaan dalam menuntut ilmu dan juga kesetiaan kepada guru sebagai pemberi ilmu.
Sebenarnya, sangat bisa dikatakan bahwa kesetiaan yang utama bagi siswa adalah kesetiaan dalam menuntut ilmu. Kesetiaan ini akan membawa siswa untuk bisa belajar dengan sebaik-baiknya. Ketika ada kesetiaan dalam belajar, siswa tidak melihat siapa guru pengajarnya. Bagi mereka, guru hanyalah menjadi sebuah wasilah. Guru bisa berganti, tetapi kesetiaannya dalam menuntut ilmu tidak akan pernah pudar.
Kesetiaan dalam menuntut ilmu bisa juga bermakna bahwa seorang siswa harus belajar dengan sungguh-sungguh dan penuh semangat. Siswa juga dituntut untuk bisa menggunakan segenap kemampuannya untuk memahami ilmu yang dipelajarinya. Tidak selesai disitu, setelahnya siswa juga harus mampu mengamalkan ilmu yang diperoleh dalam kehidupannya.
Kesetiaan kepada ilmu juga harus dimaknai bahwa siswa seharusnya bisa menerima segala konsekuensi dalam menuntut ilmu. Ada konsekuensi yang mudah dan disukai, tetapi ada juga konsekuensi yang sulit dan terkadang tidak diharapkan.Â
Misalnya, salah satu pelajaran yang selalu menjadi favorit dan primadona siswa di sekolah adalah pelajaran olahraga. Baik siswa yang duduk di bangku sekolah dasar sampai kepada siswa yang duduk di sekolah menengah atas, pelajaran olahraga selalu saja dinanti-nantikan siswa. Siswa tidak memandang siapa guru yang mengajarnya, pelajaran olahraga selalu membawa kesenangan tersendiri bagi para siswa.Â