Kemarin Sabtu (16/1/2021), saya mengikuti seri webinar tentang pengelolaan sekolah yang diadakan oleh Future Path Education Company bekerja sama dengan Global Continuing Professional Development (CPD).
Seri webinar kali ini diikuti oleh para pengelola sekolah dari beberapa negara tetangga se-Asia Pasifik. Pada kegiatan ini, bukan hanya tentang pengelolaan sekolah, ada juga pemberian materi tentang kepemimpinan.
Kemampuan kepemimpinan dan pengelolaan (Leadership and management) memang menjadi kunci dalam membentuk pemimpin atau pengelola sekolah yang baik. Pemimpin atau pengelola sekolah yang baik akan menentukan arah pendidikan sekolah menuju sekolah yang profesional dan bermutu.
Di beberapa webinar yang disuguhkan berkenaan dengan tema pengelolaan pengembangan sekolah (school development), beberapa kali disinggung mengenai pentingnya menetapkan target (goals) dalam melakukan rencana pengembangan (development plan).
Para narasumber memberikan penjelasan bagaimana seharusnya cara seorang pengelola sekolah menyusun sebuah target (goals) yang baik dan benar. Penetapan target yang baik dan benar sangat krusial dalam perencanaan. Perlu diperhatikan dan dipersiapkan dengan matang. Jika tidak, rencana pengembangan sekolah tidak akan berjalan dengan maksimal. Alih-alih berkembang, sekolah justru bisa mengalami kemunduran.
Ada sebuah konsep penetapan target yang menarik perhatian saya dalam seri webinar kali ini. Konsep ini disebut dengan konsep SMART goals. SMART adalah kependekan dari Specific, Measurable, Achievable, Relevant dan Time-bound.
Mari kita coba perdalam satu-persatu elemen dari konsep ini.
Pertama, sebuah target harus specific. Bahasa Indonesia menyerap kata ini dari bahasa Inggris menjadi spesifik. Spesifik artinya khas atau khusus. Segala sesuatu yang khas dan khusus maka harus spesifik.
Target yang spesifik harus bisa diterjemahkan dengan bahasa yang baik, jelas dan mudah dipahami. Misalnya saja, kalimat "Kami ingin mengembangkan sekolah lebih baik lagi," merupakan kalimat yang tidak memiliki target yang spesifik.Â
Kalimat itu bisa diubah menjadi kalimat yang memiliki target yang spesifik. Misalnya, "Kami ingin mengembangkan sekolah menjadi sekolah terakreditasi A pada tahun 2021." Frasa "terakreditasi A" menjadikan kalimat ini memiliki target yang spesifik.