Kedua, sebuah target harus measurable atau terukur. Target yang terukur membuat kita mudah mengetahui seberapa sukses kita dalam mencapai target yang dicanangkan. Ukuran bisa dituangkan dalam bentuk huruf, angka atau bentuk lain yang bisa diukur.
Dalam kalimat yang sama pada contoh pertama, ukuran yang digunakan adalah nilai akreditasi A. Target akreditasi dikatakan sukses ketika sekolah sudah mendapatkan nilai A. Jika belum, berarti harus ada evaluasi terhadap pencapaian dan penentuan target yang baru.
Ketiga, sebuah target harus achievable atau terjangkau. Artinya, target yang dicanangkan benar-benar target yang realistis bisa dicapai. Penentuan target yang tidak realistis akan menyebabkan kemunduran motivasi. Tanpa adanya motivasi, target akan sangat sulit untuk terealisasi.Â
Misalnya, pada contoh target nilai akreditasi sekolah, hal itu akan terjangkau jika sekolah pada akreditasi sebelumnya sudah mendapat nilai B. Jika sebelumnya sekolah mendapat nilai C atau justru tidak terakreditasi, menargetkan nilai A rasanya akan sangat tidak realistis.
Keempat, target harus relevant. Kata relevant dalam bahasa Indonesia diserap menjadi relevan. Target yang relevan akan berguna secara langsung bagi sekolah untuk mencapainya.Â
Artinya, apa yang ditargetkan sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada di sekolah. Jika ditargetkan bernilai A, maka semua bagian dari sekolah memang memiliki kapasitas dan kapabilitas untuk mendapatkannya.
Kelima, target harus time-bound atau memiliki tenggang waktu yang mengikat. Pengelolaan waktu dalam penetapan target membuat rencana aksi (action plan) yang akan dilakukan lebih terarah. Jika tidak, segala sesuatunya akan menyebabkan kebingungan dan ketidakteraturan.
Frasa "tahun 2021" pada contoh kalimat target diatas menunjukkan tenggang waktu yang jelas kapan target itu seharusnya terealisasi. Dengan adanya batas waktu ini, maka akan mempermudah untuk membuat time-line dalam mencapai target tersebut.
Terkait tenggang waktu dalam target, kita mengenal istilah target jangka pendek dan target jangka panjang. Terkadang untuk mempermudah, dicanangkan juga target jangka menengah.
Yang membedakan diantara ketiga target jangka waktu tersebut adalah seberapa luas jangkauan target dan bagaimana urgensinya melakukan tinjauan kemajuan (progress review). Terkadang, untuk target yang memiliki jangka waktu yang pendek, progress review mungkin tidak diperlukan.
Kelima elemen konsep SMART goals ini harus bisa diintegrasikan secara bersamaan dan menjadi satu kesatuan dalam menetapkan target pendidikan.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!