Mohon tunggu...
Mahir Martin
Mahir Martin Mohon Tunggu... Guru - Guru, Aktivis dan Pemerhati Pendidikan

Penulis: Satu Tahun Pembelajaran Daring, Dirayakan atau Disesali? (Penerbit Deepublish, 2021); Hikmah Pandemi Covid-19 Relevan Sepanjang Masa (Guepedia, 2021); Catatan dari Balik Gerbang Sekolah untuk Para Guru (Guepedia, 2022); Motto: Reflection Notes: Ambil hikmahnya...

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Banjir dan Rebahan

15 Januari 2021   07:02 Diperbarui: 15 Januari 2021   07:20 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tim SAR gabungan mengevakuasi warga yang terdampak banjir di Kecamatan Pengaron, Kabupaten Banjar, Kalsel, Selasa (12/1/2021).  (kompas.com)

Oleh karenanya, manusia harus terus bergerak secara dinamis menuju pengembangan dan perbaikan. Semua dilakukan dengan terus berproses di dalam kehidupan. Proses yang dilakukan itulah yang menandai kehidupan seseorang.

Namun, kedinamisan dalam berproses juga memerlukan arahan dan koridor yang benar. Jika tidak, kedinamisan dalam berproses juga tidak akan membawa kemaslahatan.

Misalnya saja dalam konteks bencana banjir. Banjir adalah air yang mengalir. Sejatinya, air yang mengalir itu baik, suci dan mensucikan. Kebalikannya, air yang tak mengalir itu busuk, kotor, dan sumber penyakit.

Namun, ketika air yang mengalir berlebihan dan tidak mengalir di arah dan koridor yang benar, maka bencana banjir yang terjadi. Seperti yang kami alami saat ini.

Alhasil, musibah banjir adalah hukum alam yang merupakan sebab-akibat yang terjadi atas kehendak Tuhan. Kita harus menerimanya dengan lapang dada, dan tak elok untuk berkeluh kesah.

Namun, itu bukan berarti kita harus rebahan dan bermalas-malasan saja, justru seharusnya kita terpanggil untuk mempelajari hukum alam, memahami sebab-akibat terjadinya banjir ini. 

Ketika kita melakukannya, kita akan menyadari betapa lemahnya, betapa kecilnya, dan betapa tidak sempurnanya kita di hadapan keagungan Tuhan Yang Maha Esa.

[Baca Juga: Ketika Siswa Mendapatkan Nilai Kurang Baik Menjadi Tamparan Kasih Sayang Bagi Guru]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun