Memang, melakukan protokol kesehatan dengan tujuan pelayanan, bukanlah hal yang salah dan tabu untuk dilakukan. Namun, hal ini baru akan benar-benar bermakna jika diimbangi dengan pemahaman bahwa tujuan dilakukannya protokol kesehatan adalah untuk keamanan pelanggan bukan untuk pelayanan, apalagi menarik pelanggan. Jadi, tujuan utamanya adalah melakukan protokol kesehatan, bukan protokol pelayanan.
Yang lebih berbahaya lagi jika masih ada yang berpikir bahwa melakukan protokol kesehatan hanya karena adanya aturan. Ini yang akan lebih fatal akibatnya. Hal ini yang saya maksud dengan protokol peraturan.
Mengikuti peraturan memang penting, tetapi memahami maksud adanya aturan jauh lebih penting lagi. Jangan sampai peraturan ditaati dengan tujuan yang berbeda dari esensinya. Oleh karenanya, peraturan seharusnya ditaati dengan penuh kesadaran.
Kesadaran di Masa Perubahan
Memang, kesadaran adalah hal yang amat diperlukan di masa perubahan. Sejatinya, kita sekarang sedang berada pada masa perubahan. Perubahan dari kehidupan normal ke kehidupan masa transisi, lalu kemudian menuju kehidupan masa adaptasi kebiasaan baru. Semua perubahan disebabkan oleh pandemi.Â
Perubahan tidak selalu mudah dilakukan, memerlukan perjuangan dan kesabaran. Perubahan itu ibarat sebuah metamorfosis yang terjadi pada seekor kupu-kupu. Pada metamorfosis, telur berubah menjadi larva, dan larva berjuang untuk menjadi kepompong, dan dengan penuh kesabaran akhirnya kepompong berubah menjadi seekor kupu-kupu yang indah.
Kini masyarakat juga seharusnya bisa bermetamorfosis dengan berjuang dan bersabar. Namun sayangnya, kini banyak masyarakat yang justru terlena, banyak masyarakat yang kehabisan kesabaran. Perubahan yang terjadi pun hanyalah sebuah perubahan yang semu, perubahan yang hanya karena ikut-ikutan.
Akhirnya, perubahan yang terjadi tidak mencapai pada esensinya, perubahan tidak mencapai hakikatnya. Ini terjadi karena perubahan yang tidak berdasarkan kesadaran. Esensi dan hakikat kesehatan pun berubah hanya menjadi sekedar memberikan pelayanan dan menaati peraturan.
Kesadaran Kolektif
Perubahan yang seperti ini, walaupun terjadi pada sebuah kelompok besar, tidak bermakna perubahan yang berasaskan kesadaran kolektif. Kesadaran kolektif tidak timbul dari prinsip asal ikut-ikutan, tetapi perubahan yang berasaskan kepada penggunaan nalar, akal, logika dan pemahaman yang benar pada kelompok masyarakat.
Ulama dan intelektual Muhammad Fethullah Gulen menyebutkan bahwa kesadaran kolektif memerlukan pemahaman bersama. Pemahaman bersama lebih berharga daripada pemahaman pribadi, walaupun pribadi itu seorang yang jenius sekalipun. Dalam agama, dimana ada kebersamaaan atau kolektivitas, disana pasti akan ada keberkahan.
Semangat dan dasar dari kesadaran kolektif, yang dianggap sebagai salah satu prinsip paling penting dari hidup kita, adalah keberlangsungan moral dan karakter, kehidupan bersosial, akhlak yang berdasarkan agama, dan berkepribadian nasional. Jika semua itu diperhatikan, maka protokol kesehatan yang berdasarkan kesadaran kolektif baru akan bermakna benar.
Alhasil, inti membicarakan protokol kesehatan adalah membicarakan kesadaran. Di masa perubahan, transisi, dan adaptasi kebiasaan baru dibutuhkan kesadaran yang bersifat kolektif di masyarakat.