Mohon tunggu...
Mahir Martin
Mahir Martin Mohon Tunggu... Guru - Guru, Aktivis dan Pemerhati Pendidikan

Penulis: Satu Tahun Pembelajaran Daring, Dirayakan atau Disesali? (Penerbit Deepublish, 2021); Hikmah Pandemi Covid-19 Relevan Sepanjang Masa (Guepedia, 2021); Catatan dari Balik Gerbang Sekolah untuk Para Guru (Guepedia, 2022); Motto: Reflection Notes: Ambil hikmahnya...

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Sisi Lain Kemampuan Manajemen Waktu dalam Mengajar Daring

22 Desember 2020   07:40 Diperbarui: 22 Desember 2020   08:11 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini saya mengikuti webinar yang berjudul "Time Management Skills That Improve Online Learning." Sekilas saya berpikir bahwa akan dijelaskan bagaimana seorang guru seharusnya mempunyai kemampuan mengelola waktunya ketika mengajar daring.

Pikiran saya melayang membayangkan bagaimana seorang guru mengatur waktu ketika akan memulai pembelajaran. Saya menduga narasumber akan menunjukkan kepada kami rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menjelaskan pembagian waktu pembelajaran daring yang baik yang meliputi pembukaan, kegiatan inti, dan penutupan yang juga mencakup penilaian di dalamnya. 

Ternyata dugaan saya salah. Narasumber mengangkat sisi lain dari kemampuan manajemen waktu dalam mengajar daring. Terus terang, sisi lain ini tak terpikirkan oleh saya. Mungkin karena saya terlalu fokus pada pemahaman saya tentang manajemen waktu yang terlalu sempit.

Sisi Lain Manajemen Waktu

Lantas, apa sebenarnya sisi lain kemampuan manajemen waktu dalam pembelajaran yang dijelaskan oleh narasumber?

Seperti kita tahu, pembelajaran memiliki dua sisi, sisi guru dan sisi siswa. Guru dan siswa adalah dua aktor yang berperan penting di dalam berjalannya pembelajaran. Dalam memahami manajemen waktu pembelajaran, guru dan siswa tak bisa dipisahkan. Guru sebagai aktor yang berperan mengatur waktu, sejatinya juga harus melihat dan memperhatikan kedua sisi, dari sisinya sendiri dan dari sisi siswanya. Baik pembelajaran daring maupun offline hal ini tidak berbeda.

Sisi lain yang saya maksud adalah bahwasanya manajemen waktu yang dibahas lebih banyak berfokus dari sisi siswanya. Inilah hal yang berbeda, yang tidak terpikirkan oleh saya. Webinar ini membahas tentang bagaimana manajemen waktu dalam mengajar daring seharusnya dilakukan dengan memperhatikan kondisi siswa sehingga dapat meningkatkan mutu pembelajaran. Ini artinya, proses belajar siswa harus dijadikan prioritas utama dalam manajemen waktu.

Hal pertama dan utama yang perlu diperhatikan adalah bagaimana guru seharusnya bisa membuat siswa untuk fokus dalam pembelajaran. Hal ini didasarkan pada argumen bahwa ketika siswa fokus, maka siswa akan lebih mudah menyerap pelajaran sehingga waktu pembelajaran bisa digunakan lebih efektif.

Banyak cara yang bisa dilakukan guru untuk bisa membuat siswa untuk fokus pada pembelajaran. Misalnya, guru sebisa mungkin meminimalisir distraksi belajar, menstimulasi siswa untuk aktif terlibat dalam pembelajaran, dan juga guru bisa mendesain kegiatan pembelajaran daring yang lebih mengedepankan interaksi. Yang terakhir ini yang memerlukan perhatian khusus.

Pertanyaannya, bagaimana mendesain kegiatan pembelajaran interaktif secara daring? Bukankah hal ini adalah sesuatu yang sangat sulit dilakukan?

Dalam webinar, saya mencatat paling tidak ada tiga cara teknis yang disarankan untuk membuat pembelajaran daring lebih interaktif.

Cara pertama, pembelajaran menggunakan alat bantu yang riil dan bisa diperlihatkan langsung kepada siswa, tidak melalui gambar atau video. Misalnya, bagi seorang guru kimia yang mengajar topik tentang bahan-bahan kimia yang ada di sekitar, guru bisa membawa sebuah kotak yang didalamnya sudah diisi dengan benda di sekitar yang mengandung bahan-bahan kimia. 

Kemudian, guru menstimulus siswa dengan melontarkan pertanyaan, "apa isi kotak yang dibawanya itu?" Siswa diajak untuk menerka apa isi kotak tersebut. Setelah siswa menerka isi kotak tersebut, lalu guru satu persatu menunjukkan isi kotak tersebut dan meminta siswa berpikir bahan kimia apa kiranya yang terkandung di benda yang ditunjukkan tersebut.

Cara kedua, harus ada pergerakan dari siswa ketika pembelajaran berlangsung. Dalam hal ini, bergerak yang benar-benar menggerakkan seluruh badan. Misalnya, guru kimia yang sama dengan contoh pertama tadi, bisa menginstruksikan siswanya untuk mengambil pasta gigi yang ada di rumahnya. Siswa diberikan waktu 10 detik untuk mengambil pasta gigi dari kamar mandi masing-masing. Sudah pastinya, otomatis siswa akan bergerak lari mencari benda yang dipinta. 

Kemudian setelah itu, guru meminta salah satu siswa untuk membacakan bahan-bahan apa saja yang diperlukan untuk membuat pasta gigi seperti yang tercantum pada kemasan pasta gigi tersebut. Lalu siswa akan berpikir kira-kira dari bahan-bahan tersebut, mana yang merupakan bahan kimia. Setelahnya, bisa juga ditanyakan, apa dampak baik dan buruk bahan-bahan kimia tersebut bagi kehidupan.

Cara ketiga, pembelajaran dengan menggunakan games daring. Banyak sekali pilihan platform games pembelajaran daring yang bisa digunakan. Dari mulai kahoot, quizizz, quizlet, bamboozle, dan lain sebagainya. Yang perlu diperhatikan adalah guru harus mampu memilih games yang sesuai dengan materi yang diajarkan dan juga dengan kondisi siswa. 

Selain itu, ketika guru memiliki banyak pilihan, maka prinsip yang perlu dianut adalah "the less is the more." Maksudnya, guru tidak mesti menggunakan semua pilihan yang ada. Guru bisa memilih games yang paling cocok dan menggunakannya dengan sebaik-baiknya. Semakin sedikit platform yang digunakan, siswa akan lebih fokus dan tidak bingung mengikuti games. Sedikit bukan berarti selalu menggunakan platform yang sama, tetapi gunakan platform yang berbeda-beda secara lebih efisien dan efektif.

Fokus Kepada Timing

Hal lain yang berhubungan dengan fokus siswa dalam pembelajaran adalah memilih timing yang tepat ketika mengajar. Maksudnya, guru harus jeli melihat situasi dan kondisi kapan kiranya saat atau momen yang tepat untuk menyampaikan inti penting dari pembelajaran. 

Timing yang tepat ini biasanya disebut dengan peak moment dalam pembelajaran. Pada saat peak moment, biasanya tingkat kefokusan siswa kepada pelajaran sedang berada pada posisi tertinggi. Pada saat inilah inti pembelajaran akan sangat mudah dipahami oleh siswa.

Merancang peak moment pastinya tidak mudah. Perlu pemikiran dan perencanaan yang matang. Salah satu teknik yang bisa digunakan adalah memunculkan perhatian siswa dengan menunjukkan hal-hal yang unik dan menarik dari materi pelajaran.

Misalnya, pada contoh guru kimia yang sama, peak moment pembelajaran bisa dirancang dengan menanyakan kepada siswa, "apakah pasta gigi bisa terbakar atau tidak?" Pastinya, siswa akan penasaran, dan bertanya-tanya. Kemudian guru bisa langsung mendemonstrasikannya. Ketika guru mendemonstrasikannya siswa akan lebih fokus pada pembelajaran. Setelah siswa fokus, baru setelah itu guru bisa menjelaskan bahan kimia apa yang ada pada pasta gigi dan bagaimana sifat-sifatnya, apakah bisa terbakar atau tidak.

Dengan memperhatikan peak moment ini, pembelajaran akan menjadi semakin menarik dan tidak mudah terlupakan oleh siswa. Lagi-lagi disini ada prinsip manajemen waktu yang perlu diperhatikan.

Alhasil, kemampuan manajemen waktu dalam mengajar tidak mesti harus dilihat dari sisi guru yang harus bisa membagi waktu dengan baik. Terkadang justru manajemen waktu dari sisi siswa yang perlu diperhatikan.

Sebaik apapun guru merencanakan manajemen waktu mengajar di dalam RPP, jika siswa tidak fokus, maka semua itu tidak akan ada artinya. Jika guru ingin berhasil, guru juga harus memperhatikan sisi siswa ketika menyusun perencanaan manajemen waktu mengajar. Baik dari sisi kesiapan, maupun fokus siswa dalam menerima pembelajaran perlu diperhatikan. Inilah sisi lain kemampuan manajemen waktu dalam mengajar daring yang perlu dimiliki oleh para guru.

[Baca Juga: Mengajar Daring: Memberi Tugas Presentasi Mengacu pada Model SAMR]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun