Mohon tunggu...
Mahir Martin
Mahir Martin Mohon Tunggu... Guru - Guru, Aktivis dan Pemerhati Pendidikan

Penulis: Satu Tahun Pembelajaran Daring, Dirayakan atau Disesali? (Penerbit Deepublish, 2021); Hikmah Pandemi Covid-19 Relevan Sepanjang Masa (Guepedia, 2021); Catatan dari Balik Gerbang Sekolah untuk Para Guru (Guepedia, 2022); Motto: Reflection Notes: Ambil hikmahnya...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Semester Ganjil Full Daring, Pembagian Rapor dan Maknanya

19 Desember 2020   21:52 Diperbarui: 20 Desember 2020   19:00 780
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pembagian Rapor (ANTARA FOTO/IRWANSYAH PUTRA VIA KOMPAS.COM)

Kehadiran vaksin juga menambah keyakinan orangtua bahwa mengizinkan anaknya sekolah tatap muka di semester depan adalah mungkin akan menjadi keputusan yang terbaik. Jika ini yang terjadi, maka rapor semester depan tidak akan menjadi rapor full daring lagi seperti rapor yang dibagikan pada semester ini.

Ya, rapor memang penting. Apapun cara pembelajarannya, baik daring atau tatap muka, seharusnya ada penilaiannya. Penilaian itulah yang dimasukkan ke dalam rapor. Penilaian inilah yang biasanya dijadikan patokan keberhasilan pembelajaran di kelas.

Selama hampir 13 tahun mengamati, saya melihat ada berbagai macam cara yang dilakukan orangtua untuk merespon nilai rapor anaknya. Ada yang biasa-biasa saja, ada yang sangat senang, dan mungkin ada yang terkaget-kaget melihat hasil nilai rapor anaknya. Wajar saja, karena pemahaman seseorang tentang pentingnya nilai rapor berbeda-beda.

Makna Nilai Rapor

Berkenaan dengan nilai rapor, Ivan Illich dalam bukunya Deschooling Society (Masyarakat Tanpa Sekolah) pernah menyinggung kegagalan institusi sekolah dalam memahami nilai rapor.

Ivan Illich mengatakan dalam bukunya bahwa mindset masyarakat tentang sekolah harus diubah. Pengajaran, nilai rapor, ijazah dan hapalan harus diubah menjadi pembelajaran, pendidikan, kompetensi dan kemampuan untuk menuangkan ide dan gagasan. 

Bagi Illich nilai rapor adalah bukan sesuatu yang penting, yang penting adalah pendidikan apa yang telah diberikan sekolah kepada siswa.

Pernyataan Illich ini membuat saya merenung dan bertanya pada diri saya sendiri, apa makna nilai rapor bagi saya yang seorang guru?

Setelah saya pikir-pikir, sebenarnya makna terdalam nilai rapor bagi seorang guru itu selalu diucapkan olehnya ketika membagikan rapor kepada orangtua.  

Ada sebuah kalimat klasik yang hampir setiap guru selalu katakan ketika membagikan rapor kepada orangtua, "Untuk siswa yang nilainya sudah baik, mohon dipertahankan dan ditingkatkan. Untuk siswa yang masih kurang, mohon diperbaiki pada semester depan." 

Inti dari kalimat ini adalah adanya harapan akan perbaikan dan peningkatan pada proses belajar siswa pada semester selanjutnya. Inilah pesan yang biasa disampaikan guru kepada siswa dan orangtuanya ketika membagikan rapor.

Entah guru itu menyadari atau tidak, yang jelas kalimat itulah sebenarnya makna terdalam pembagian rapor bagi seorang guru. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun