Mohon tunggu...
Mahir Martin
Mahir Martin Mohon Tunggu... Guru - Guru, Aktivis dan Pemerhati Pendidikan

Penulis: Satu Tahun Pembelajaran Daring, Dirayakan atau Disesali? (Penerbit Deepublish, 2021); Hikmah Pandemi Covid-19 Relevan Sepanjang Masa (Guepedia, 2021); Catatan dari Balik Gerbang Sekolah untuk Para Guru (Guepedia, 2022); Motto: Reflection Notes: Ambil hikmahnya...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Vaksin Gratis, Antara Euforia dan Kesadaran Masyarakat

18 Desember 2020   10:57 Diperbarui: 19 Desember 2020   06:51 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
DPA/ILIYA PITALEV via DW INDONESIA Ilustrasi penyuntikan vaksin Covid-19. 

Ya, kesadaran masyarakat menjadi kata kuncinya. Vaksin mungkin akan menjadi solusi penanganan  permasalahan pandemi yang bisa diterima secara akal dan logika. Namun, apakah vaksin bisa menjawab solusi terkait dengan kesadaran masyarakat? Masih menjadi sebuah tanda tanya besar.

Terkait hal ini, saya teringat sebuah ceramah dari seorang ulama dan intelektual Muhammad Fethullah Gulen yang membahas tentang tanggung jawab manusia sebagai khalifah dimuka bumi ini.

Khalifah dalam hal ini berarti bahwa seolah manusia menjadi wakil Tuhan di muka bumi ini. Manusia ditugaskan menjadi pengelola yang berkuasa melakukan kebaikan dan kemaslahatan di muka bumi.

Lebih jauh, Gulen menjelaskan bahwa untuk memahami hakikat tugasnya menjadi khalifah di muka bumi, manusia seharusnya memiliki hubungan yang kuat dengan Tuhannya. 

Selain itu, manusia juga dituntut untuk bisa membaca, meneliti, mengenal, memikirkan, dan mentafakuri keberadaan muka bumi ini dengan baik sehingga bisa menjadi wakil yang benar-benar bisa merefleksikan keberadaan Tuhan.

Yang menjadi inti penjelasan Gulen adalah bahwa untuk menjadi khalifah di muka bumi, manusia tidak boleh terpaku dengan akal dan logika. Manusia seharusnya bisa berpikir lebih jauh dan mendalam, keluar dari kungkungan akal dan logika. 

Jika manusia menganggap bahwa bumi ini hanya sebagai sebuah laboratorium dimana manusia meneliti dan mengobservasi entitas di dalamnya dengan hanya menggunakan akal dan logika, maka tidak akan terbentuk kesadaran yang mendalam pada diri manusia akan tugasnya sebagai khalifah di muka bumi ini.

Sebuah Refleksi Tentang Kesadaran Masyarakat

Lantas apa hubungannya antara tugas manusia sebagai khalifah di muka bumi dengan vaksin?

Ya, untuk menjadi khalifah di muka bumi, manusia tidak cukup hanya menggunakan akal dan logika. Begitu juga halnya dengan menghadapi pandemi. Vaksin adalah ibarat hasil dari penggunaan akal dan logika manusia. Untuk bisa keluar dari pandemi, akal dan logika saja tidaklah cukup, dibutuhkan kesadaran lebih pada masyarakat. Kesadaran inilah yang sulit untuk direalisasikan.

Dengan digratiskannya vaksin, tidak serta merta bisa memunculkan kesadaran di masyarakat. Tanpa kesadaran, mungkin vaksin tidak akan banyak membantu dalam menghadapi peandemi, apalagi keefektifannya juga masih dipertanyakan.

Namun, masyarakat tidak boleh putus asa. Pemerintah juga tidak boleh berhenti dan bosan untuk terus menerus menjadi pembimbing dan penunjuk jalan bagi masyarakat untuk bisa benar-benar memahami pentingnya kesadaran masyarakat dalam menghadapi pandemi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun