Mohon tunggu...
Mahir Martin
Mahir Martin Mohon Tunggu... Guru - Guru, Aktivis dan Pemerhati Pendidikan

Penulis: Satu Tahun Pembelajaran Daring, Dirayakan atau Disesali? (Penerbit Deepublish, 2021); Hikmah Pandemi Covid-19 Relevan Sepanjang Masa (Guepedia, 2021); Catatan dari Balik Gerbang Sekolah untuk Para Guru (Guepedia, 2022); Motto: Reflection Notes: Ambil hikmahnya...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hal-hal Kecil yang Bermakna Besar

4 Desember 2020   15:33 Diperbarui: 4 Desember 2020   16:06 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (https://weheartit.com/)

Mungkin ucapan selamat pagi kita, mungkin bantuan kecil yang kita berikan, mungkin hanya sekedar senyuman yang kita lontarkan, bisa menjadi sesuatu yang amat berharga bagi seseorang, dan mungkin itu akan selalu diingat sepanjang hidupnya. Jadi, jangan terlalu berpikir sempit dalam melakukan kebaikan. Mulailah dengan melakukan hal-hal kecil, tak perlu menunggu untuk melakukan sesuatu yang besar. 

3 Hal yang Perlu Diperhatikan

Setidaknya ada tiga hal yang perlu diperhatikan sehingga hal-hal kecil yang kita lakukan bisa bermakna besar.

Pertama, hal-hal kecil perlu dibiasakan. Terkadang pembiasan perlu dipaksakan,  pemaksaan diri terkadang memang sedikit menyulitkan. 

Namun, jika sudah terbiasa, kesulitan tak terasa lagi. Kesulitan biasanya hanya di awal saja, setelahnya akan lebih mudah. Oleh karenanya, diperlukan kesabaran dalam menjaga konsistensi melakukan sebuah pembiasaan.

Contoh hal kecil yang perlu dibiasakan adalah 5S. 5S adalah sapa, salam, senyum, sopan, dan santun. Membiasakan 5S ketika berinteraksi dengan sesama, bisa sangat bermakna bagi seseorang. 

Bayangkan seorang pemimpin yang menerapkan 5S dalam kehidupannya. Bawahannya pasti akan selalu mengingat kebaikan dan keramahan atasannya sebagai sesuatu yang bermakna spesial.

Kedua, lakukan hal-hal kecil pada momen yang tepat. Pada contoh guru saya yang memberikan traktiran di atas, saya yakin guru saya itu tidak merencanakan untuk melakukannya. Karena momen mendukung, maka guru saya pun melakukan hal kecil tersebut. Siapa sangka hal itu justru yang teringat oleh siswa-siswanya.

Momen memang bisa datang kapan saja dan dimana saja. Terkadang momen juga datang dalam kondisi yang tak terduga-duga. Oleh karenanya, diperlukan sebuah refleks untuk merespon momen dengan cepat, disinilah biasanya hal-hal kecil dilakukan. Yang seperti ini justru yang mengena, masuk ke dalam hati dan menginspirasi.

Ketiga, lakukan hal-hal kecil itu dengan keikhlasan, bukan untuk diingat, apalagi untuk mengharapkan balasannya. Meskipun hal ini saya bahas di akhir, sejatinya keikhlasan adalah yang utama. Keikhlasan itu ibarat ruh segala sesuatu yang kita lakukan.

Bermakna atau tidaknya hal kecil yang kita lakukan sangat bergantung dari aura keikhlasan ketika kita melakukannya.

Permasalahannya, keikhlasan tak bisa dilihat. Keikhlasan hanya bisa dirasakan oleh mereka yang kita perlakukan. Kita pun tak bisa merencanakan keikhlasan, karena keikhlasan adalah sesuatu yang abstrak untuk bisa direncanakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun