Tim pelatihan dan humas harus benar-benar melakukan sosialisasi bagaimana sebenarnya kondisi real di lapangan nantinya ketika pembelajaran tatap muka dilaksanakan.
Menyoal Kesiapan Siswa dan Orangtua
Tak bisa dipungkiri, masih banyak siswa dan orangtua yang berpikir bahwa pembelajaran tatap muka yang akan dilaksanakan adalah pembelajaran tatap muka normal.
Saking lamanya menjalani pembelajaran daring, siswa dan orangtua mungkin sudah tidak bisa berpikir jernih lagi, seolah lupa akan hakikat adaptasi kebiasaan baru (AKB). Karena euforia pembelajaran tatap muka yang segera akan dilaksanakan terkadang membuat siswa dan orangtua tak menghiraukan kebiasaan baru.Â
Siswa mungkin berpikir bahwa kembali sekolah akan sangat menyenangkan. Bisa bertemu teman kembali, bersenda gurau, dan bermain bersama. Kiranya momen seperti inilah yang dirindukan siswa.Â
Orangtua mungkin berpikir bahwa dengan adanya pembelajaran tatap muka, anak akan kembali bisa mendapatkan pembelajaran secara normal lagi. Orangtua tidak perlu repot-repot lagi mengawasi anaknya belajar di rumah.
Sejatinya pembelajaran di era AKB itu bukan berarti membuka sekolah secara normal atau berkegiatan sama seperti sebelum masa pandemi. Masa pembelajaran tatap muka di era AKB pastinya akan sangat berbeda dengan pembelajaran tatap muka normal.
Jika tidak diberikan penjelasan yang tuntas, siswa dan orangtua akan berpikir berbeda. Jika ini tidak dilakukan, yang paling terkena imbasnya adalahi siswa. Siswa yang akan menjalani adaptasi kebiasaan baru di sekolah. Siswa yang perlu mendapatkan penjelasan dan pelatihan bagaimana menjalankan protokol kesehatan dengan baik dari sekolah.Â
Ini menjadi hal penting yang perlu dilakukan. Bisa saja kebiasaan baru tak terpikirkan oleh siswa, bisa saja mereka lupa bahwa mereka harus selalu menjaga jarak, memakai masker dan cuci tangan.
Baca:Â Anak Ulangan Harian di Sekolah, Sudah Siapkah Pembelajaran Tatap Muka?
Selain itu, kegiatan yang sifatnya berkerumun, tidak akan bisa dilaksanakan. Jangan harap siswa bisa jajan di kantin sambil ngobrol bersama teman, jangan harap siswa bisa olahraga bersama, jangan harap siswa bisa berkumpul duduk santai di taman sekolah, jangan harap siswa bisa melakukan kegiatan ekstrakurikuler di luar jam sekolah.
Sudah siapkah siswa dan orangtua menghadapi ini semua? Sudah siapkah siswa dan orangtua menghadapi era baru pembelajaran tatap muka?