Mohon tunggu...
Mahir Martin
Mahir Martin Mohon Tunggu... Guru - Guru, Aktivis dan Pemerhati Pendidikan

Penulis: Satu Tahun Pembelajaran Daring, Dirayakan atau Disesali? (Penerbit Deepublish, 2021); Hikmah Pandemi Covid-19 Relevan Sepanjang Masa (Guepedia, 2021); Catatan dari Balik Gerbang Sekolah untuk Para Guru (Guepedia, 2022); Motto: Reflection Notes: Ambil hikmahnya...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sekolah Kami Masuk Top 10 Hasil UTBK 2020

30 November 2020   19:49 Diperbarui: 30 November 2020   20:01 584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sabtu kemarin (28/11/2020), Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) menyelenggarakan seminar daring bertema "Kiat Sukses Masuk Perguruan Tinggi Pilihan dan Pengumuman Peringkat Sekolah berdasarkan Nilai Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) 2020." 

Saya tahu acara ini dari seorang kawan yang mengirim screenshot pengumuman Top 10 SMA pada UTBK 2020. Senang dan bangga rasanya sekolah kami, SMAN Banua Kalsel, berhasil masuk ke jajaran 10 besar nasional rerata nilai Tes Potensi Skolastik (TPS) jenjang SMA, meskipun ada di posisi paling buncit.

UTBK adalah ujian prestisius dan bermutu. Tak kurang dari sekitar 16 ribuan SMA se-Indonesia mengikuti ujian ini. Siswa yang berhasil lulus ujian ini berhak masuk ke universitas negeri favorit yang dipilihnya.

Prestasi sekolah kami tahun ini melengkapi prestasi tahun lalu. Tahun lalu, SMAN Banua Kalsel menempati peringkat ke-30 Nasional dengan rerata UN tertinggi. Seperti diketahui, tahun ini UN dihapuskan, maka hasil UTBK inilah yang paling tidak bisa dijadikan sebagai acuan peringkat nilai SMA se-Indonesia.

Mencapai Prestasi

Saya sebagai salah satu staf pengajar di SMAN Banua Kalsel ingin berbagi cerita bagaimana sekolah kami bisa mencapai prestasi ini. Prestasi yang merupakan hasil jerih payah seluruh pihak yang berperan aktif mewujudkannya di sekolah. Harapannya, apa yang saya sampaikan mungkin bisa dijadikan sebagai bahan evaluasi diri sehingga akan bisa lebih baik lagi untuk kedepannya.

Kiranya, ada 5 hal yang bisa saya sampaikan terkait pencapaian prestasi ini.

Pertama, sekolah yang memiliki prestasi UTBK tak lepas dari program persiapan ujian yang dilakukan. Program pemantapan, pelajaran tambahan, dan bimbingan khusus biasanya diberikan kepada siswa secara maraton dan berkesinambungan.

Yang membuat sekolah kami berbeda dari sekolah pada umumnya adalah karena sekolah kami berasrama. Sehingga program-program yang telah disusun tersebut bisa dilaksanakan dengan lebih konsisten dan teratur dan dengan pengawasan yang ketat.

Kedua, kami mengajarkan kepada seluruh siswa untuk lebih fokus menghadapi ujian. Fokus disini bukan sembarang fokus. Fokus disini dalam artian benar-benar fokus baik secara jasmani dan rohani.

Untuk menjaga fokus siswa, sekolah sangat selektif dalam memilih kegiatan-kegiatan yang bisa diikuti siswa. Kegiatan-kegiatan yang dirasa kurang bermanfaat untuk menyokong kompetensi siswa untuk menghadapi ujian biasanya tidak disarankan untuk diikuti.

Ketiga, sekolah membangun lingkungan yang kondusif dan berdaya saing. Dengan adanya lingkungan seperti ini, motivasi siswa akan terus terjaga dalam mempersiapkan dirinya menghadapi ujian.

Diantara para siswa, mereka saling bersaing positif dalam belajar, mereka saling membantu dan menguatkan satu sama lain. Kebersamaan di asrama menjadi faktor penting terbentuknya lingkungan yang kondusif dalam belajar.

Keempat, monitoring dan evaluasi dilakukan secara berkala dari para guru dan pembina asrama. Pertemuan mingguan, baik secara berkelompok maupun secara individu secara rutin dilakukan.

Guru dan pembina asrama mengikuti progress perkembangan siswa dalam mempersiapkan diri menghadapi ujian. Biasanya guru dan pembina asrama memonitor bagaimana siswa menyelesaikan materi pelajaran dan juga membantu mencarikan solusi terhadap kendala yang dirasakan ketika mengerjakan latihan soal-soal ujian.

Siswa dilatih untuk terbiasa mengerjakan soal-soal ujian. Ditargetkan sejumlah soal yang harus dikerjakan dalam satu harinya. Buku bank soal seolah menjadi teman sehari-hari siswa di dalam dan di luar kelas. Jika ada waktu luang, mereka terbiasa memanfaatkannya untuk mengerjakan soal atau berdiskusi dengan teman-teman sekelasnya.

Kelima, komunikasi intens dengan orang tua juga terjalin dengan baik. Kebetulan, setiap hari Minggu orang tua biasa datang melakukan kunjungan ke asrama. Di waktu kunjungan inilah biasanya terjadi komunikasi yang baik antara orang tua, siswa, guru, dan pembina asrama.

Komunikasi yang hangat ini membuat siswa merasa nyaman dalam mempersiapkan diri. Sinergi antara orang tua dan sekolah seolah menjadi energi tambahan bagi siswa sehingga bisa terlecut untuk memberikan kemampuan terbaiknya.

Kiranya, kelima hal tersebut telah menjadi budaya di sekolah kami. Ketika siswa masuk ke kelas 12, siswa mulai mempersiapkan diri secara lahir dan batin untuk menghadapi itu semua. Biasanya, siswa kelas 12 sangat memahami akan tanggung jawab yang mereka emban sehingga mereka bisa menjalani semua proses dengan penuh semangat dan pantang menyerah.

Makna Prestasi

Lantas apa kiranya makna capaian prestasi kami ini?

Sudah pastinya, capaian prestasi ini tidak membuat diri kami jumawa dan sombong diri. Bagi kami, capaian ini hanyalah ibarat sebuah tirai bagi pendidikan yang dilakukan di sekolah kami. Tirai indah yang menutupi isi dalam rumah sekolah kami.

Maksudnya adalah sebenarnya dibalik kesuksesan ini masih ada banyak hal yang perlu diperbaiki. Semua itu memang seakan tak terlihat, karena tertutup dengan tirai prestasi yang begitu menggembirakan.

Sejatinya, semua realita tak seindah dengan yang dibayangkan. Kekurangan demi kekurangan mengiringi proses berjalannya pendidikan di sekolah kami. 

Sistem yang belum berjalan sesuai dengan yang diinginkan, hambatan dari dalam maupun luar sekolah, motivasi guru dan siswa yang terkadang turun dan naik, dan pastinya kesulitan merubah mindset siswa untuk mau benar-benar fokus belajar dan bersaing secara sehat.

Namun, dibalik itu semua, ternyata Tuhan masih memberikan kami sebuah hadiah yang patut kami syukuri. Meskipun di tengah keadaan yang serba kekurangan, ternyata kami masih bisa menunjukkan prestasi.

Rasanya, salah satu bentuk rasa syukur yang seharusnya kami lakukan adalah untuk terus memacu diri, bekerja keras untuk memperbaiki segala kekurangan, sehingga akan bisa berprestasi lebih baik lagi.

Alhasil, pencapaian prestasi bukan berarti membuat kita tak mau merubah diri. Perubahan perlu dilakukan untuk bisa memperbaiki yang belum baik agar bisa memperoleh yang terbaik. Perubahan harus bermula dari diri sendiri. Maka jadikanlah prestasi sebagai ajang melucut diri untuk lebih berprestasi.

[Baca Juga: Mengapa Masih Ada Korupsi di Negeri Ini?]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun