Mohon tunggu...
Mahir Martin
Mahir Martin Mohon Tunggu... Guru - Guru, Aktivis dan Pemerhati Pendidikan

Penulis: Satu Tahun Pembelajaran Daring, Dirayakan atau Disesali? (Penerbit Deepublish, 2021); Hikmah Pandemi Covid-19 Relevan Sepanjang Masa (Guepedia, 2021); Catatan dari Balik Gerbang Sekolah untuk Para Guru (Guepedia, 2022); Motto: Reflection Notes: Ambil hikmahnya...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guru yang Perlu Terus Belajar dan Mengembangkan Pengetahuan

21 November 2020   06:53 Diperbarui: 21 November 2020   06:54 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Guru mengajar di kelas.(Shutterstock via kompas.com)

"Guru memandang pengetahuan sebagai sesuatu yang harus dikembangkan baik untuk memperkuat iman dan ibadah mereka sendiri dan untuk diteruskan kepada siswa mereka." 

Itu adalah sebuah perkataan bijak dari seorang ulama, intelektual, dan inspirator pendidikan Muhammad Fethullah Gulen yang saya sampaikan kepada peserta webinar How to be a role model teacher.

Webinar ini diadakan oleh konsultan pendidkan Eduversal Indonesia sebagai salah satu rangkaian program Academy of Future Teacher (AFT). AFT sendiri adalah salah satu program unggulan Eduversal Indonesia untuk para calon guru se-Indonesia. Tujuannya adalah untuk mencetak para guru yang berkompeten, berkarakter, dan siap mendedikasikan dirinya untuk memajukan pendidikan Indonesia.

Mengembangakan Pengetahuan Mengajar

Saya mencoba menjelaskan kata bijak itu dengan menunjukkan gambar sebuah gelas yang sedang diisi air dari sebuah cerek. Saya menganalogikan gelas sebagai guru, air sebagai pengetahuan, dan cerek sebagai sumber pengetahuan.

Seorang guru diharapkan untuk terus belajar dan selalu mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya seperti layaknya gelas. Gelas akan menerima air, lalu air diteruskan untuk diminum seseorang yang membutuhkan.

Mengembangkan pengetahuan itu harus berkelanjutan, tidak boleh berhenti. Jika gelas berhenti mengambil air dari cerek, maka gelas akan menjadi kosong. Gelas kosong tidak akan banyak manfaatnya, tidak akan bisa membantu sesorang yang haus, yang memerlukan air segar untuk meredakan dahaganya.

Bagi guru, salah satu cara untuk terus mengembangkan pengetahuan adalah dengan proaktif mengikuti pelatihan-pelatihan pengembangan profesi guru. Tujuannya untuk menambah wawasan dan pengalaman. Program pengembangan profesi harus sering dilakukan secara berkala. Di waktu-waktu aktif sekolah atau ketika mengisi liburan semester.

Sebenarnya, pelatihan guru adalah hanya salah satu cara mengembangkan pengetahuan guru. Ada banyak cara yang lain. Pengetahuan keguruan akan terasah dengan berjalannya waktu. Yang penting pengetahuan perlu diubah menjadi keterampilan. Keterampilan yang hanya bisa didapatkan dengan praktek berkelanjutan.

Ketika seorang guru mampu mempraktekkan setiap kemampuan yang didapatkannya dari pelatihan, maka seorang guru akan mampu merefleksikan pengetahuannya itu. Pengetahuan mana yang bisa bekerja dengan baik dan dalam konteks apa. Jika pengetahuan tidak berjalan dengan mulus, guru akan mengetahui penyesuaian apa yang bisa dilakukan.

Dengan mengikuti berbagai macam pelatihan, seorang guru akan mampu melihat pengajaran dari berbagai sudut pandang. Seorang guru akan mampu menimbang berbagai hal, mampu mencari solusi dari sebuah permasalahan yang mungkin timbul dengan berbagai macam pendekatan yang berbeda.

Namun, pelatihan guru memang bisa sangat membantu, tetapi terkadang pelatihan hanya menawarkan titik permulaan dari seorang guru untuk bisa berubah ke arah yang lebih baik. Perlu ada kontinuitas, karena perubahan ke arah yang baik tidak akan bisa dilakukan dalam waktu yang singkat.

Pengembangan Mental dan Kepribadian

Mengembangkan pengetahuan tidak terbatas pada pengetahuan kognitif dan keterampilan mengajar seorang guru. Ada dimensi semangat dan motivasi dalam diri seorang guru yang tidak kalah perlunya untuk dikembangkan.

Jika kita perhatikan kata bijak yang saya kutip di awal, pengetahuan dikorelasikan dengan memperkuat iman dan ibadah. Iman dan ibadah adalah interpretasi dari nilai-nilai kepercayaan. Korelasinya adalah guru harus juga mampu mengembangkan pengetahuan dengan memperkuat kepercayaan dalam dirinya.

Bagaimana caranya menguatkan kepercayaan diri pada diri guru? Bagaimana korelasinya dengan dimensi semangat dan motivasi guru dalam mengajar?

Yang perlu dilakukan adalah membangun mental dan kepribadian seorang guru. Caranya, dengan menanamkan nilai-nilai perjuangan, pengorbanan, dan pengabdian dalam mengajar. Ketiganya harus berada pada koridor keikhlasan dalam melakukannya.

Ada sebuah kata bijak, "Guru yang pintar itu mahal, tetapi guru yang ikhlas itu jauh lebih mahal." 

Ya, ikhlas adalah pondasinya, perjuangan, pengorbanan, dan pengabdian adalah tiangnya. Jika pondasi dan tiang kokoh, maka akan terbentuk bangunan yang kokoh, itulah mental dan kepribadian sang guru.

Dengan mental dan kepribadian yang kokoh seorang guru tidak akan mudah menyerah, tidak akan mudah kehilangan arah, semangat dan motivasi. Akhirnya, kepercayaan diri yang penuh akan muncul dalam diri seorang guru. Pengetahuan akan hal ini jua lah yang perlu terus dikembangkan oleh seorang guru. 

Lantas, dari mana sumber semua pengetahuan ini didapat? Sumber pengetahuan yang dianalogikan dengan cerek air diatas.

Mengutip kembali perkataan Gulen, "Orang yang tidak dapat memperoleh inspirasi dari cahaya Ilahi yang datang dari seluruh alam semesta tidak mampu memimpin orang-orang menuju realisasi kemanusiaan sejati."

Ya, cahaya ilahi adalah sumber pengetahuan yang paling utama, paling penting, paling benar, paling banyak, dan tak akan pernah habis untuk diambil inspirasinya. Dari sumber sinilah seorang guru seharusnya mengambil pengetahuan.

Alhasil, pengetahuan begitu penting bagi seorang guru, baik pengetahuan keilmuan, keguruan, maupun pengetahuan tentang diri, menyemangati dan memotivasi diri.

Kontinuitas pengembangan pengetahuan guru harus terus dijaga, agar guru terus bisa meneruskan pengetahuannya kepada siswa. Intinya guru dituntut untuk terus belajar.

Inilah yang membuat seorang guru itu manusia sejati. Mengutip perkataan Gulen yang lain, "Seseorang adalah manusia sejati, jika ia belajar, mengajar, dan menginspirasi orang lain. Sangat sulit untuk mengatakan seseorang itu manusia sejati, jika ia mengabaikan dan tidak memiliki kemauan untuk belajar."

[Baca Juga: Keteladanan dalam Membantu Siswa]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun