Mohon tunggu...
Mahir Martin
Mahir Martin Mohon Tunggu... Guru - Guru, Aktivis dan Pemerhati Pendidikan

Penulis: Satu Tahun Pembelajaran Daring, Dirayakan atau Disesali? (Penerbit Deepublish, 2021); Hikmah Pandemi Covid-19 Relevan Sepanjang Masa (Guepedia, 2021); Catatan dari Balik Gerbang Sekolah untuk Para Guru (Guepedia, 2022); Motto: Reflection Notes: Ambil hikmahnya...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pengajar Menyampaikan, Pendidik Mengomunikasikan, Apa Konsekuensinya?

16 November 2020   12:57 Diperbarui: 16 November 2020   13:45 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi guru dan siswa di sekolah(Dok. Ditjen GTK Kemdikbud via kompas.com)

"Jika pengajar menyampaikan, maka pendidik....." Itu isi salah satu slide yang saya tampilkan pada webinar "How to be a role model teacher" yang saya berikan minggu lalu.

Saya diundang sebagai salah satu pembicara pada rangkaian webinar pada program Academy of Future Teacher (AFT) yang diadakan salah satu konsultan pendidikan Eduversal Indonesia.

Program ini menarik animo ratusan calon guru dari seluruh Indonesia. Tujuan program ini adalah untuk mencetak para guru yang berkompeten, berkarakter, dan siap mendedikasikan dirinya untuk memajukan pendidikan Indonesia.

Pengajar dan Pendidik

Terkait dengan pertanyaan di slide saya, para peserta memiliki jawaban berbeda-beda. Ada yang menjawab membimbing, menginspirasi, memberi teladan, dan lain sebagainya.

Membedakan istilah pengajar dan pendidik sebenarnya hanya untuk memperjelas tugas hakiki seorang guru. Perbedaan yang diangkat, bukan berarti salah satunya baik dan salah satunya tidak baik. Pada dasarnya istilah pengajar dan pendidik keduanya memiliki makna yang baik. Bahkan, bagi sebagian kita, pengajar ya pendidik, pendidik ya pengajar.

Perbedaan akan terasa, jika kita sedikit berpikir filosofis, memaknai falsafah dibalik sebuah hakikat. Pada pertanyaan saya, sebenarnya kata yang saya cari sebagai jawaban adalah kata "mengomunikasikan". Jadinya, pengajar menyampaikan, sedangkan pendidik mengomunikasikan. Kalimat tersebut terasa memiliki harmonisasi antara kata menyampaikan dan mengomunikasikan.

Kata menyampaikan dan mengomunikasikan memang sering tertukar maknanya. Padahal sebenarnya ada perbedaan mendasar antara keduanya. Menyampaikan itu satu arah, hanya mengirim atau memberikan suatu pesan. Mengomunikasikan itu dua arah, ada pengiriman dan penerimaan pesan.

Dari pengertian ini, istilah pendidik sudah mencakup pengajar, sedangkan istilah pengajar belum tentu mencakup pendidik. Pendidik memiliki dimensi yang lebih luas dibandingkan pengajar. Jadi, sejatinya guru harus menjadi seorang pendidik, tidak hanya sekedar pengajar. 

Karena dimensi pendidik lebih luas, maka konsekuensinya pun lebih banyak. Jika pengajar hanya bertugas menyampaikan materi pembelajaran, maka pendidik memiliki beberapa tugas tambahan yang lain.

Konsekuensi sebagai Pendidik

Setidaknya saya mencatat 4 hal penting sebagai tugas pendidik yang berhubungan dengan tema guru sebagai contoh atau teladan.

Pertama, guru sebagai pendidik bertugas untuk membangun karakter siswa. Karakter bisa dibangun di dalam kelas dan di luar kelas. 

Di dalam kelas, guru perlu memasukkan nilai-nilai moral dalam pembelajaran. Memang nilai-nilai moral tidak perlu diberikan secara langsung, tetapi bisa diintegrasikan di dalam pembelajaran yang sudah diatur kurikulum. Kita menyebutnya hidden curriculum.

Di luar kelas, membangum karakater diberikan dengan memberi contoh dan teladan. Ini bisa dilakukan dengan mengintensifkan interaksi dengan siswa pada berbagai kegiatan. Dalam hal ini guru dituntut untuk lebih aktif secara sosial untuk membimbing siswa.

Kedua, menanamkan disiplin diri pada siswa. Disiplin diri adalah bagian penting dari kedisiplinan. Menanamkan disiplin diri berarti menanamkan kontrol diri secara otomatis (auto self control) pada siswa. 

Artinya, guru membuat siswa yang mampu mengontrol dirinya sendiri, mampu mendisiplinkan dirinya sendiri, ada atau tak adanya  aturan yang mengaturnya. 

Disiplin diri tidak datang dengan sendirinya, perlu pembiasaan yang dilakukan dengan kontrol dan evaluasi intensif dari seorang guru pembimbing.

Ketiga, memberi pemahaman pentingnya bimbingan dan pengarahan (guidance). Hal ini dilakukan untuk meluruhkan ego pada diri siswa, bahwa sejatinya dirinya memerlukan bimbingan, bantuan dari orang-orang di sekitarnya untuk keberhasilan pendidikannya.

Tanpa adanya bimbingan dan pengarahan, siswa akan merasa bahwa dia bisa mengatur dirinya sendiri, dia bisa berperilaku sekehendak hatinya sendiri, dia merasa tidak memerlukan bantuan apa-apa dari orang lain. Hal ini bisa berdampak fatal dalam kehidupannya.

Keempat, memberikan pemahaman tentang pentingnya kemanusiaan. Memahami nilai-nilai universal kemanusiaan adalah modal besar bagi seseorang dalam kehidupan. Tanpa adanya nilai-nilai universal kemanusiaan, seseorang akan menghadapi kesulitan dalam bergaul dan bersosialisasi di masyarakat. 

Keempat hal ini hanyalah sebagian kecil saja dari hal-hal yang perlu diketahui seorang pendidik. Hal-hal lain bisa ditambahkan disesuaikan dengan apa tujuan spesifik yang ingin kita capai dalam membimbing siswa.

Untuk menutup, izinkan saya mengutip perkataan intelektual dan inspirator pendidikan Muhammad Fethullah Gulen untuk lebih memperjelas perbedaan antara pengajar dan pendidik yang kita bahas.

"Pendidikan berarti pembentukan dan pengajaran berarti menyediakan pengetahuan. Dalam hubungan ini pendidikan melingkupi pengajaran serta formasi moral dan spiritual. Karena itu, untuk mendidik dan mengajar adalah kegiatan "suci" dan para pendidik dan pengajar adalah "orang suci"." 

Alhasil, pengajaran dan pendidikan sama-sama memiliki peranan yang penting. Jika guru mampu memainkan setiap perannya dengan baik, maka guru sejatinya melakukan sebuah tugas suci. Tugas suci yang tak bisa disandingkan dengan tugas-tugas yang lain.

[Baca Juga: Menyoal Siswa sebagai Amanah Orangtua kepada Guru]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun