Pertama, guru sebagai pendidik bertugas untuk membangun karakter siswa. Karakter bisa dibangun di dalam kelas dan di luar kelas.Â
Di dalam kelas, guru perlu memasukkan nilai-nilai moral dalam pembelajaran. Memang nilai-nilai moral tidak perlu diberikan secara langsung, tetapi bisa diintegrasikan di dalam pembelajaran yang sudah diatur kurikulum. Kita menyebutnya hidden curriculum.
Di luar kelas, membangum karakater diberikan dengan memberi contoh dan teladan. Ini bisa dilakukan dengan mengintensifkan interaksi dengan siswa pada berbagai kegiatan. Dalam hal ini guru dituntut untuk lebih aktif secara sosial untuk membimbing siswa.
Kedua, menanamkan disiplin diri pada siswa. Disiplin diri adalah bagian penting dari kedisiplinan. Menanamkan disiplin diri berarti menanamkan kontrol diri secara otomatis (auto self control) pada siswa.Â
Artinya, guru membuat siswa yang mampu mengontrol dirinya sendiri, mampu mendisiplinkan dirinya sendiri, ada atau tak adanya  aturan yang mengaturnya.Â
Disiplin diri tidak datang dengan sendirinya, perlu pembiasaan yang dilakukan dengan kontrol dan evaluasi intensif dari seorang guru pembimbing.
Ketiga, memberi pemahaman pentingnya bimbingan dan pengarahan (guidance). Hal ini dilakukan untuk meluruhkan ego pada diri siswa, bahwa sejatinya dirinya memerlukan bimbingan, bantuan dari orang-orang di sekitarnya untuk keberhasilan pendidikannya.
Tanpa adanya bimbingan dan pengarahan, siswa akan merasa bahwa dia bisa mengatur dirinya sendiri, dia bisa berperilaku sekehendak hatinya sendiri, dia merasa tidak memerlukan bantuan apa-apa dari orang lain. Hal ini bisa berdampak fatal dalam kehidupannya.
Keempat, memberikan pemahaman tentang pentingnya kemanusiaan. Memahami nilai-nilai universal kemanusiaan adalah modal besar bagi seseorang dalam kehidupan. Tanpa adanya nilai-nilai universal kemanusiaan, seseorang akan menghadapi kesulitan dalam bergaul dan bersosialisasi di masyarakat.Â
Keempat hal ini hanyalah sebagian kecil saja dari hal-hal yang perlu diketahui seorang pendidik. Hal-hal lain bisa ditambahkan disesuaikan dengan apa tujuan spesifik yang ingin kita capai dalam membimbing siswa.
Untuk menutup, izinkan saya mengutip perkataan intelektual dan inspirator pendidikan Muhammad Fethullah Gulen untuk lebih memperjelas perbedaan antara pengajar dan pendidik yang kita bahas.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!