Mohon tunggu...
Mahir Martin
Mahir Martin Mohon Tunggu... Guru - Guru, Aktivis dan Pemerhati Pendidikan

Penulis: Satu Tahun Pembelajaran Daring, Dirayakan atau Disesali? (Penerbit Deepublish, 2021); Hikmah Pandemi Covid-19 Relevan Sepanjang Masa (Guepedia, 2021); Catatan dari Balik Gerbang Sekolah untuk Para Guru (Guepedia, 2022); Motto: Reflection Notes: Ambil hikmahnya...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Jadikan Komunikasi dengan Siswa sebagai Katalisator

14 November 2020   15:00 Diperbarui: 14 November 2020   15:02 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Katalis tidak dapat membuat reaksi yang tidak mungkin terjadi menjadi terjadi," itu salah satu sifat dari katalis yang kita pelajari pada topik laju reaksi di pelajaran Kimia.

Katalis adalah zat kimia yang dapat mempercepat laju reaksi yang pada akhir reaksi dilepaskan kembali dalam bentuk semula. Katalis tidak ikut serta dalam reaksi, tugasnya hanya mempercepat laju reaksi.

Katalis melakukannya dengan cara menurunkan energi aktivasi sebuah reaksi. Energi aktivasi adalah energi minimum yang dibutuhkan untuk sebuah reaksi untuk berjalan. Tanpa memenuhi energi aktivasi, reaksi tidak akan terjadi.

Sebagian orang berpikir bahwa katalis bisa membuat reaksi yang tidak mungkin terjadi untuk terjadi. Ini terjadi karena reaksi yang berjalan lambat terkadang tidak terlihat oleh manusia. Perubahan yang terjadi tidak bisa diamati, sehingga banyak orang berpikir bahwa tidak terjadi reaksi.

Ketika diberi katalis, tiba-tiba terjadi reaksi. Bahkan terkadang terjadi letupan reaksi yang sangat cepat. Jadi, yang tersirat, katalis bisa membuat reaksi yang tidak mungkin terjadi menjadi terjadi. Padahal sejatinya proses yang terjadi adalah hanya reaksi yang lambat menjadi dipercepat.

Katalisator 

Istilah katalis identik dengan istilah katalisator. Katalisator adalah seseorang atau sesuatu yg menyebabkan terjadinya perubahan dan menimbulkan kejadian baru atau mempercepat suatu peristiwa.

Dalam dunia pendidikan, terkadang kita perlu menggunakan prinsip katalisator untuk membimbing siswa. Baik seseorang yang dijadikan katalisator ataupun sesuatu hal atau proses juga bisa dijadikan katalisator.

Misalnya, mungkin kita berpikir bahwa siswa yang diam-diam saja akan tidak memiliki permasalahan. Makanya, siswa yang seperti ini biasanya terabaikan atau terlupakan. Biasanya kita memfokuskan bimbingan kepada siswa-siswa yang sudah terlihat permasalahannya.

Sayangnya, semua tidak seperti yang kita pikirkan. Kadang-kadang permasalahan besar justru timbul dari siswa-siswa cenderung diam-diam saja.

Siswa yang diam tidak berarti tak bermasalah. Diam terkadang justru menyimpan bom waktu yang sewaktu-waktu bisa meledak. Diam menunjukkan bahwa mungkin ada proses yang lambat dalam merespon suatu masalah. Jika benar-benar ada permasalahan, dan permasalahan tidak terdeteksi dengan baik, maka efeknya akan lebih berbahaya kedepannya.

Oleh karenanya, perlu adanya katalisator untuk mempercepat identifikasi permasalahan sehingga bisa lebih dini ditangani. Disinilah peran komunikasi sebagai katalisator perlu dikedepankan. 

Urgensi Komunikasi

Manusia adalah makhluk yang dinamis. Rasanya tak mungkin terpikir jika manusia tanpa memiliki masalah. Memang ada sebagian orang yang bisa menangani masalahnya sendiri, tetapi tak bisa dipungkiri ada sebagian orang juga yang memerlukan bantuan.

Dalam konteks siswa, hal yang sama terlihat. Siswa yang notabenenya berusia anak-anak dan remaja sangat rentan memiliki permasalahan-permasalahan. Anak-anak seusia mereka terkadang sangat perlu mendapatkan bantuan untuk bisa menyelesaikan permasalahan yang mereka hadapi.

Oleh karenanya, peran komunikasi antara guru dan siswa dalam mempercepat identifikasi permasalahan siswa sangat penting. Seorang guru harus bisa menjadi seorang komunikator yang baik.

Dalam KBBI, komunikasi berarti  pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yg dimaksud dapat dipahami. Artinya komunikasi itu dua arah, ada pengiriman dan penerimaan.

Siswa yang cenderung diam bisa dikatalisator dengan komunikasi, dialog, perbincangan dari hati ke hati. Karena setiap siswa memiliki permasalahan yang unik dan berbeda, maka komunikasi perlu dilakukan secara individual.

Komunikasi berfungsi menurunkan barrier kedekatan hubungan antara siswa dan guru. Sehingga siswa bisa mengkomunikasikan permasalahannya kepada guru dengan lebih santai dan terbuka. Semakin terbuka siswa, semakin banyak permasalahan yang bisa diidentifikasi. Inilah mengapa komunikasi menjadi begitu sangat penting.

Guru seharusnya bisa memanfaatkan momen dalam mengatur komunikasi dengan siswa. Banyak waktu dan tempat yang bisa dimanfaatkan untuk bisa berkomunikasi, di dalam atau di luar kelas. Guru harus pintar-pintar mencari kesempatan dan keadaan yang cocok untuk berkomunikasi dengan siswa.

Harapannya, ketika permasalahan bisa diidentifikasi, guru bisa memberikan bantuan sedini mungkin sebelum permasalahan berlarut-larut. Dengan ini, setiap siswa akan bisa mendapatkan pendidikan dan bimbingan terbaik dari gurunya.

Alhasil, komunikasi hanya berperan sebagai katalisator. Komunikasi berfungsi mempercepat deteksi permasalahan yang mungkin terjadi. 

Untuk menyelesaikan masalah komunikasi saja tidak cukup, diperlukan kualitas komunikasi yang baik, berbobot dan berkualitas. Sudah pastinya, ini memerlukan guru yang berwawasan luas dan memiliki pengetahuan yang banyak untuk bisa memberikan bantuan yang terbaik kepada siswa. 

[Baca Juga: Cintai Profesi Guru]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun