Sikap dan perilaku sangat dipengaruhi oleh kepribadian seseorang.Â
Menurut Florence Littauer dalam bukunya personality plus, ada 4 tipe kepribadian manusia, yaitu sanguinis yang populer, melankolis yang sempurna, koleris yang kuat, dan plegmatis yang damai.
Jika digambarkan dengan tingkah laku, tipe sanguinis yang berbicara, melankolis yang berpikir, koleris yang melakukan, plegmatis yang menonton.
Kepribadian SiswaÂ
Dalam dunia pendidikan, bagi seorang guru penting sekali memahami kepribadian siswa. Ketika guru memahami kepribadian siswa, guru akan lebih mudah berkomunikasi kepada siswa, lebih mudah melakukan pendekatan kepada siswa, dan sudah pastinya lebih mudah merencanakan pembelajaran agar lebih efektif.
Bagi pengelola sekolah, dalam hal ini dibawah komando kepala sekolah, perlu juga memahami kepribadian siswa. Tujuannya adalah agar setiap kebijakan yang diambil benar-benar bisa seimbang, mencakup keseluruhan siswa tanpa kecuali.
Dalam pembelajaran, kurikulum kita sudah sangat terbuka untuk mengakomodir setiap kebutuhan siswa dengan berbagai macam kepribadiannya. Yang penting adalah bagaimana guru bisa memahami amanat kurikulum dan melaksanakannya dengan baik dan benar.
Dalam pelaksanaannya pasti akan sangat sulit. Bayangkan, jika ada semua tipe siswa di kelas. Sanguinis akan banyak bicara, sedangkan plegmatis akan cenderung banyak diam. Koleris senang melakukan dulu baru berpikir, sedangkan melankolis berpikir dulu baru melakukan. Semua akan bercampur aduk di kelas.Â
Jika guru tak memiliki kemampuan mengelola kelas dengan baik, yang ada adalah kelas menjadi sebuah tempat bertemunya berbagai macam orang. Kasarnya, kelas akan menjadi seperti sebuah pasar tradisional, yang berisik dan tak beraturan.
Oleh karenanya, guru harus benar-benar memahami setiap siswa, dan juga guru harus memahami bagaimana melakukan pendekatan kepada seluruh siswa. Guru juga harus pintar-pintar mengatur suasana, sehingga seluruh siswa merasa terkontrol dan terakomodir di dalam kelas.
Masks of Survival pada Siswa
Menurut Littauer, seseorang mungkin bisa berada pada kondisi kepribadian yang terbagi (split personalities). Kondisi ini menyebabkan seseorang tidak mampu memahami keadaan ekstrim yang berubah-ubah (extreme mood swings).Â