"Apa nilai positif yang paling dominan ada pada diri kalian?" Itu pertanyaan yang saya ajukan kepada siswa-siswa di kelas pada acara obrolan santai mingguan kami.
Obrolan santai adalah kegiatan rutin yang kami lakukan di kelas. Tujuannya adalah untuk memotivasi siswa. Memotivasi dalam belajar dan memberikan pembelajaran nilai-nilai universal dalam kehidupan. Terkadang nilai-nilai moral dan religi juga menjadi pilihan topik pembahasan.
Remaja Setia dan Pantang Menyerah
Pertanyaan yang saya ajukan di awal pertemuan kali ini sebenarnya adalah hanyalah pertanyaan pemicu. Tujuannya adalah saya ingin mengajak mereka untuk menilai diri mereka sendiri, merefleksikan nilai-nilai positif, nilai-nilai baik yang ada pada diri mereka.
Tak bisa dipungkiri, terkadang seseorang terlalu fokus untuk melihat kelebihan dan kebaikan pada orang lain, tanpa menyadari kelebihan dan kebaikan yang ada pada dirinya sendiri. Melihat kebaikan orang lain memang perlu, tetapi yang lebih penting bagaimana dirinya sendiri bisa melakukan kebaikan.
Inspirasi akan terasa ketika menginspirasi, kebaikan akan terasa jika bisa dilakukan. Intinya, segala sesuatu kembali kepada diri kita sendiri, apakah kita mau melakukannya atau tidak.Â
Jawaban yang diberikan para siswa ternyata sesuai dengan apa yang saya duga. Dari jawaban yang diberikan bisa disimpulkan ada dua hal atau nilai baik yang paling banyak dikatakan siswa, yaitu setia dan pantang menyerah.Â
Dua nilai itu sangat sejalan dengan pemikiran mereka sebagai seorang remaja. Jiwa setia dan pantang menyerah memang wajar dominan ada dalam diri remaja.
Anak remaja berjiwa setia. Ini kita bisa pahami dari kesenangan mereka untuk bergaul, berkumpul dengan teman. Remaja cenderung setia kawan, bahkan kawan terkadang lebih diutamakan dari pada keluarga.
Dalam KBBI, setia berarti berpegang teguh (pada janji, pendirian, dsb); patuh; taat. Sedangkan setia kawan berarti perasaan bersatu; sependapat dan sekepentingan; solider.Â
Dalam berkawan, seorang remaja yang setia, rela memberikan apapun, rela mengikuti apapun, rela berkorban demi kesetiakawanannya kepada teman. Ini dilakukan karena ada perasaan sependapat dan sekepentingan.
Dalam kesetiaan berkawan akan terbentuk sebuah ikatan kuat yang mengikat dirinya dengan teman-temannya. Seakan dia tak mau lepas dengan mereka, patuh dan taat kepada mereka, selalu ingin bersama dalam setiap kondisi. Kondisi suka atau duka, senang atau sedih semua ingin dilalui bersama. Itulah setia kawan yang sejati.
Disisi lain, remaja berjiwa pantang menyerah. Dengan darah mudanya yang bergelora, dengan energi yang dimilikinya, remaja bisa melakukan apapun yang diinginkannya.
Pantang menyerah adalah sebuah kondisi dimana seseorang tidak mudah pasrah, selalu ada dalam perjuangan yang dilakukan hingga titik terakhir, titik penghabisan. Jika masih bisa melakukan sesuatu, maka akan dilakukannya.
Disaat energi sedang dalam kondisi puncaknya, tak heran jika remaja berjiwa pantang menyerah. Jika ingin sesuatu, tak akan berhenti sampai didapatkannya. Tak menghiraukan apapun kondisinya, perjuangan untuk menggapai sesuatu yang diinginkan akan tetap dilanjutkan.
Etos Belajar pada Remaja
Setelah siswa-siswa memahami nilai-nilai yang ada pada dirinya, barulah saya masuk kepada materi yang akan saya bahas minggu ini. Materinya adalah tentang "Etos Belajar". Lalu, saya bertanya kepada mereka, apa itu "etos"?
Sebagian menjawab bahwa etos adalah semangat, sebagian lagi menjawab bahwa etos adalah tingkah laku atau sikap.Â
Menurut KBBI, etos adalah pandangan hidup yg khas dari suatu golongan sosial. Dalam konteks pendidikan, pandangan hidup yang dimaksud adalah pandangan hidup untuk belajar, golongan sosial yang dimaksud adalah remaja itu sendiri. Ramaja yang memiliki etos belajar akan bersemangat dalam belajar, tidak ngoyo.Â
Memang, secara tidak langsung pandangan hidup berhubungan dengan tingkah laku atau sikap seseorang. Tingkah laku atau sikap seseorang akan sangat bergantung dengan pandangan hidupnya.
Bagi remaja, etos belajar yang perlu dikedepankan adalah nilai-nilai yang memang sudah ada pada dirinya, nilai-nilai yang menjadi pandangan hidupnya. Itulah mengapa saya mengawali pembahasan dengan mengajak mereka merefleksikan diri mereka sendiri, untuk mengetahui apa pandangan hidup mereka.
Di dapatlah setia dan pantang menyerah yang dominan. Dalam belajar, siswa harus setia dan pantang menyerah. Setia dalam artian rela mengorbankan apapun untuk kepentingan belajar. Terkadang harus mengorbankan waktu, tenaga, pikiran dan juga kesenangan diri.
Pantang menyerah dalam belajar berarti terus mencoba memfokuskan diri dalam belajar. Terkadang ada halangan, hambatan, atau kesulitan, semua itu harus bisa dihadapi dengan baik. Tidak mudah goyah dan pasrah pada kondisi. Terus berjuang memberikan kemampuan yang terbaik dalam belajar.
Ya, obrolan santai dengan siswa memang selalu membuat saya belajar tentang hal-hal baru. Kali ini saya belajar bahwa jiwa kesetiaan dan pantang menyerah sangat dominan ada pada diri remaja. Penting bagi kita orang dewasa untuk mengarahkannya ke hal-hal yang baik.
Alhasil, penting memahami apa nilai-nilai dominan pada diri remaja. Kesetiaan dan pantang menyerah hanyalah sebagian kecil saja. Masih banyak nilai-nilai penting lain yang bisa digunakan untuk membangun etos belajar pada remaja.Â
Misalnya, rasa tanggung jawab, disiplin dan kejujuran adalah nilai-nilai utama yang perlu juga ada pada remaja untuk menunjangnya dalam belajar.
Sayangnya, nilai-nilai tersebut tidak dominan ada pada remaja. Menjadi tugas kita bersama bagaimana menanamkan nilai-nilai tersebut pada diri remaja. Sulit memang, perlu etos kerja yang baik dari kita semua.
[Baca Juga: Apakah Hukuman Mendidik Benar-benar Mendidik?]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H