Mohon tunggu...
Mahir Martin
Mahir Martin Mohon Tunggu... Guru - Guru, Aktivis dan Pemerhati Pendidikan

Penulis: Satu Tahun Pembelajaran Daring, Dirayakan atau Disesali? (Penerbit Deepublish, 2021); Hikmah Pandemi Covid-19 Relevan Sepanjang Masa (Guepedia, 2021); Catatan dari Balik Gerbang Sekolah untuk Para Guru (Guepedia, 2022); Motto: Reflection Notes: Ambil hikmahnya...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Tak Ada Kata "Game Over" dalam Menangani Kecanduan Games pada Siswa

12 Oktober 2020   18:18 Diperbarui: 14 Oktober 2020   13:31 660
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertanyaan-pertanyaan seperti, Apa itu games? Apa manfaat dan bahayanya? Bagaimana bermain games yang aman? Berapa lama seharusnya siswa bermain games? Games apa yang bisa dipilih? harus bisa dijelaskan dengan baik dan jelas, tanpa meninggalkan ruang tanda tanya di kepala siswa.

Ketiga, alihkan fokus siswa. Caranya adalah dengan mengidentifikasi apa hobi dan interest siswa yang lain. Perlu usaha lebih untuk menggalinya. Siswa bisa saja mengatakan bahwa bermain games adalah satu-satunya hobi dan interestnya. 

Jika itu terjadi, komunikasi harus lebih rutin dilakukan. Buka wawasan siswa tentang dunia dan kehidupan. Berikan stimulus-stimulus menarik kepada mereka sehingga mau lebih membuka diri. 

Setelah itu dilakukan, otomatis guru akan lebih bisa membaca siswa. Guru akan lebih memahami hal apa yang bisa digunakan untuk mengalihkan fokus siswa dari sekedar hanya bermain games.

Keempat, arahkan interestnya pada games ke arah yang lebih positif. Pada kasus games ini banyak yang bisa guru lakukan. 

Misalnya, guru bisa mengarahkan siswa untuk menulis esai atau artikel tentang games yang disukainya atau guru bisa menantang siswa untuk membuat gamesnya sendiri dengan menggunakan program yang sederhana.

Dengan ini, siswa akan lebih tertarik dan menikmati apa yang dilakukannya. Secara tidak sadar, siswa akan mengurangi waktunya bermain games. Lama-kelamaan siswa akan lebih menikmati menulis esai dan mempelajari pemrograman daripada bermain games itu sendiri.

Kelima, guru harus melibatkan orang tua. Orang tua harus dimasukkan dalam satu paket penanganan yang dilakukan. Komunikasi dua arah harus dilakukan. Saran dan masukan harus diminta dan diberikan secara bersamaan. 

Solusi permasalahan games harus lebih banyak dilakukan di rumah. Dalam penanganan, controling dan monitoring secara intens di rumah sangat diperlukan. Pengondisian di rumah menjadi kunci keberhasilan penanganan masalah kecanduan games pada siswa.

Tantangan besarnya adalah semua strategi tersebut harus dilakukan secara online. Sulit memang, tapi bukan tak mungkin dilakukan. Hanya perlu dilakukan sedikit penyesuaian. Yang penting adalah adanya keyakinan dan usaha maksimal yang dilakukan.

Alhasil, mendidik siswa itu laksana bermain games, perlu strategi yang baik untuk memenangkannya. Strategi yang digunakan kadang berhasil kadang tidak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun