Mohon tunggu...
Mahir Martin
Mahir Martin Mohon Tunggu... Guru - Guru, Aktivis dan Pemerhati Pendidikan

Penulis: Satu Tahun Pembelajaran Daring, Dirayakan atau Disesali? (Penerbit Deepublish, 2021); Hikmah Pandemi Covid-19 Relevan Sepanjang Masa (Guepedia, 2021); Catatan dari Balik Gerbang Sekolah untuk Para Guru (Guepedia, 2022); Motto: Reflection Notes: Ambil hikmahnya...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

"Jas Merah" Tabel Periodik dan Kompetensi Inti Kurikulum

23 September 2020   08:09 Diperbarui: 25 September 2020   16:53 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Minggu ini saya mulai mengajarkan materi tabel periodik di kelas Kimia. Apakah anda pernah mendengar istilah tabel periodik? Bagi anda yang pernah belajar Kimia pastinya anda tahu tabel periodik. Tabel periodik ada di setiap buku Kimia. Biasanya ada di bagian paling depan atau paling belakang buku.

Belajar tentang tabel periodik akan lebih mudah dan menarik ketika kita memahami bagaimana sejarah perkembangan tabel periodik. Untuk memahaminya kita harus kembali ke abad 19 dimana perkembangan penyusunan tabel periodik mulai mencuri perhatian ilmuwan seiring dengan ditemukannya unsur-unsur baru.

Sesuai dengan namanya, tabel periodik ini berbentuk tabel dengan adanya kolom dan baris. Di dalam tabel berisi unsur-unsur yang ada di alam dilengkapi dengan informasi tentang unsur tersebut. Nomor massa, nomor atom dan informasi penting tentang unsur lainnya ada di dalamnya. Informasi ini penting untuk memahami sifat fisika dan kimia dari suatu unsur.

Sejarah Perkembangan Tabel Periodik
Sejarah perkembangan tabel periodik dimulai dengan adanya studi tentang unsur yang dilakukan para ilmuwan. Dobereiner adalah seorang ilmuwan pertama yang menemukan hal menarik yang ada pada unsur-unsur. Yang dilakukan Dobereiner adalah mengumpulkan tiga unsur dengan kemiripan sifat. Dobereiner menyebut kelompok unsur ini dengan Triad.

Uniknya, ketika Dobereiner menyusun unsur-unsur dalam triad berdasarkan kenaikan massa, ia menemukan sebuah keteraturan. Keteraturan yang tidak ia duga. Keteraturan yang membuat banyak ilmuwan tertarik untuk mempelajarinya.

Keteraturannya adalah massa atom unsur yang ditengah nilainya mendekati nilai rata-rata massa atom unsur pertama dan ketiga. Hal ini bisa dibuktikan pada semua triad yang ditemukannya.

Selain itu, tabel periodik memiliki sifat keperiodikan. Sifat keperiodikan berulang secara teratur di dalam tabel. Ilmuwan Newlands menganalogikan keperiodikan yang terjadi dalam tabel periodik dengan interval musik atau oktaf. 

Kita tahu dalam musik ada 7 tangga nada, Do, Re, Mi, Fa, Sol, La, Si. Dalam oktaf, ketika masuk nada kedelapan, nada akan kembali ke nada awal dengan suara yang lebih tinggi. 

Newlands menemukan hal yang sama ketika menyusun unsur-unsur berdasarkan kenaikan  nomor massa-nya. Unsur ke delapan memiliki sifat yang mirip dengan unsur pertama. Kemiripan ini tidak hanya ditemukan dalam satu oktaf saja, tetapi ditemukan juga pada oktaf-oktaf selanjutnya.

Kata Periodik sendiri sebenarnya diambil dari pernyataan Dmitry Mendeleev. Dmitry Mendeleev menyatakan tentang konsep Periodic Law. Ia menemukan bahwa jika ia menata unsur-unsur menurut kenaikan massa atom, unsur dengan sifat yang mirip akan muncul dengan selang yang berkala atau sifat-sifatnya diulangi secara periodik. 

Mendeleev mencoba menyusun tabel unsur-unsur dengan menggolongkannya berdasarkan kemiripan sifat. Yang menarik adalah pada saat itu tabel yang disusunnya belum sepenuhnya lengkap. Sebabnya adalah masih ada beberapa unsur yang belum ditemukan. 

Mendeleev menyisakan ruang kosong pada tabel yang dibuatnya dan memprediksi keberadaan unsur-unsur tersebut beserta sifat-sifatnya. Ternyata, prediksi Mendeleev terbukti benar ketika unsur-unsur tersebut ditemukan kemudian. 

Tabel periodik yang dibuat Mendeleev ini masih memiliki beberapa kekurangan. Diantaranya tidak semua unsur dalam tabel periodiknya tersusun beradasarkan kenaikan massa. Ada beberapa yang justru massanya menurun. 

Walaupun dengan beberapa kelemahannya, tetap saja karya Mendeleev ini menjadi dasar penting sejarah terbentuknya tabel periodik. Dengan hasil karyanya ini Mendeleev dikenal sebagai Father of Periodic Table.

Tabel periodik Mendeleev kemudian disempurnakan oleh Lothar Meyer. Meyer merubah urutan unsur dengan menggunakan nomor atom, tidak lagi nomor massa. Urutan ini menjawab kelemahan-kelemahan yang terdapat pada Tabel periodik yang dibuat Mendeleev. Tabel periodik Lothar Meyer inilah yang kita gunakan sampai sekarang. Dikenal dengan nama tabel periodik modern.

Pentingnya Sejarah
Apa kiranya hal penting yang kita ambil dari sejarah ini? Sejatinya informasi sejarah ini membuat belajar Kimia lebih mengasyikkan. Belajar ilmu Kimia yang dipadukan dengan ilmu sejarah bisa mempermudah kita memahami konsep ilmu yang akan kita pelajari. 

Selain itu kita juga bisa menambah wawasan dan mengambil inspirasi dari tokoh-tokoh ilmuwan yang berjasa dalam dunia ilmu pengetahuan.

Jika kita dalami, sejarah itu penting bukan hanya dalam bidang pendidikan. Dalam berbagai bidang, ilmu sejarah memiliki nilai penting tersendiri. Dalam beragama, berbangsa dan bernegara dan berkehidupan sosial, sejarah sangat berperan dalam membentuk karakter masyarakat.

Sejarah mempelajari masa lampau untuk digunakan di masa kini dan juga untuk membantu merencanakan masa depan. Tujuan ini membuat dimensi sejarah menjadi begitu luas dan perlu diperhatikan secara khusus.

Sebagai seorang pendidik saya tidak setuju dengan isu pelajaran sejarah yang akan dihapuskan dari kurikulum. Menurut saya, justru pelajaran sejarah harus diperkuat di dalam kurikulum. Caranya adalah dengan mengintegrasikan nilai sejarah di semua mata pelajaran. 

Jika tidak berlebihan, semestinya nilai sejarah layak untuk dijadikan kompetensi inti (KI) layaknya nilai-nilai spiritualitas dan nilai-nilai sosial.

Syukurlah isu tentang penghapusan mata pelajaran Sejarah dari kurikulum dibantah keras oleh kementerian pendidikan dan kebudayaan. Kementerian mengatakan tidak ada rencana seperti itu. Hal itu hanya selentingan saja yang keluar pada focus group discussion (FGD) tentang kurikulum yang diadakan kementerian. Mudah-mudahan kementerian berkomitmen dengan bantahannya ini.

Alhasil, benar sekali semboyan Bung Karno "Jas Merah". Artinya jangan sekali-kali meninggalkan sejarah. Karena sejarah yang membentuk kehidupan kita sekarang, sejarah juga yang akan membentuk kehidupan masa depan kita kelak. Akankah kementerian berani menjadikan Jas Merah sebagai KI baru di dalam kurikulum? Rasanya ini yang patut untuk dipikirkan daripada memikirkan penghapusan sejarah dari kurikulum.

[Baca juga: Cyber Cheating, Moda Menyontek, dan Motivasinya]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun