Mendeleev mencoba menyusun tabel unsur-unsur dengan menggolongkannya berdasarkan kemiripan sifat. Yang menarik adalah pada saat itu tabel yang disusunnya belum sepenuhnya lengkap. Sebabnya adalah masih ada beberapa unsur yang belum ditemukan.Â
Mendeleev menyisakan ruang kosong pada tabel yang dibuatnya dan memprediksi keberadaan unsur-unsur tersebut beserta sifat-sifatnya. Ternyata, prediksi Mendeleev terbukti benar ketika unsur-unsur tersebut ditemukan kemudian.Â
Tabel periodik yang dibuat Mendeleev ini masih memiliki beberapa kekurangan. Diantaranya tidak semua unsur dalam tabel periodiknya tersusun beradasarkan kenaikan massa. Ada beberapa yang justru massanya menurun.Â
Walaupun dengan beberapa kelemahannya, tetap saja karya Mendeleev ini menjadi dasar penting sejarah terbentuknya tabel periodik. Dengan hasil karyanya ini Mendeleev dikenal sebagai Father of Periodic Table.
Tabel periodik Mendeleev kemudian disempurnakan oleh Lothar Meyer. Meyer merubah urutan unsur dengan menggunakan nomor atom, tidak lagi nomor massa. Urutan ini menjawab kelemahan-kelemahan yang terdapat pada Tabel periodik yang dibuat Mendeleev. Tabel periodik Lothar Meyer inilah yang kita gunakan sampai sekarang. Dikenal dengan nama tabel periodik modern.
Pentingnya Sejarah
Apa kiranya hal penting yang kita ambil dari sejarah ini? Sejatinya informasi sejarah ini membuat belajar Kimia lebih mengasyikkan. Belajar ilmu Kimia yang dipadukan dengan ilmu sejarah bisa mempermudah kita memahami konsep ilmu yang akan kita pelajari.Â
Selain itu kita juga bisa menambah wawasan dan mengambil inspirasi dari tokoh-tokoh ilmuwan yang berjasa dalam dunia ilmu pengetahuan.
Jika kita dalami, sejarah itu penting bukan hanya dalam bidang pendidikan. Dalam berbagai bidang, ilmu sejarah memiliki nilai penting tersendiri. Dalam beragama, berbangsa dan bernegara dan berkehidupan sosial, sejarah sangat berperan dalam membentuk karakter masyarakat.
Sejarah mempelajari masa lampau untuk digunakan di masa kini dan juga untuk membantu merencanakan masa depan. Tujuan ini membuat dimensi sejarah menjadi begitu luas dan perlu diperhatikan secara khusus.
Sebagai seorang pendidik saya tidak setuju dengan isu pelajaran sejarah yang akan dihapuskan dari kurikulum. Menurut saya, justru pelajaran sejarah harus diperkuat di dalam kurikulum. Caranya adalah dengan mengintegrasikan nilai sejarah di semua mata pelajaran.Â
Jika tidak berlebihan, semestinya nilai sejarah layak untuk dijadikan kompetensi inti (KI) layaknya nilai-nilai spiritualitas dan nilai-nilai sosial.