Ya, itulah Andrew Carnegie. Bisa begitu sukses karena dia tahu bagaimana memberikan apresiasi kepada seseorang secara individu maupun dimuka publik.
Di dalam kehidupan keluarga, apresiasi juga memiliki tempat yang penting. Istri/suami memerlukan apresiasi dari pasangannya masing-masing, bukan saling mengkritik satu sama lain. Dalam sebuah penelitian, banyak istri yang kabur atau meminta cerai karena kurang mendapatkan apresiasi dari suaminya.
Apresiasi juga penting dalam mendidik anak. Ini yang biasanya sering terlupakan. Padahal bila dipikir, tidak ada yang lebih menyenangkan bagi anak selain perhatian, penerimaan dan apresiasi dari orang tuanya.
Manusia memang butuh apresiasi. Itu adalah fitrah dari manusia. Apresiasi adalah bagaimana seseorang ingin merasakan dirinya dipentingkan.
Ada dua kemungkinan sikap manusia untuk membuat dirinya dipentingkan. Seseorang bisa melakukan kebaikan atau justru melakukan keburukan untuk bisa mementingkan dirinya di masyarakat.
Hal ini bisa kita lihat sangat jelas pada anak remaja. Ada remaja yang berperilaku positif dan tak sedikit juga yang berperilaku negatif, tujuannya sama. Sama-sama ingin dipentingkan, mendapat simpati dan perhatian orang di sekitarnya.
Perasaan ingin dipentingkan ini terkadang bisa mengganggu kejiwaan seseorang. Biasanya ini terjadi karena ia tidak dapat meraih apa yang diinginkannya di realitas kehidupan.
Kemampuan untuk memberi apresiasi atau mementingkan orang lain adalah sebuah skill yang sangat penting sekali dalam berinteraksi sosial. Apresiasi ini juga yang bisa menutrisi perasaan harga diri (self-esteem) seseorang. Apresiasi ini juga bisa merubah kehidupan seseorang.
Memberi Sanjungan
Masih dalam buku fenomenal How to win friends and influence people, Dale Carnegie membedakan antara apresiasi dan sanjungan (flattering).
Menurutnya, apresiasi itu tulus, keluar dari hati, tidak egois dan dikagumi. Sedangkan sanjungan itu tidak tulus, hanya di bibir saja, egois dan dicela.