Mohon tunggu...
Mahir Martin
Mahir Martin Mohon Tunggu... Guru - Guru, Aktivis dan Pemerhati Pendidikan

Penulis: Satu Tahun Pembelajaran Daring, Dirayakan atau Disesali? (Penerbit Deepublish, 2021); Hikmah Pandemi Covid-19 Relevan Sepanjang Masa (Guepedia, 2021); Catatan dari Balik Gerbang Sekolah untuk Para Guru (Guepedia, 2022); Motto: Reflection Notes: Ambil hikmahnya...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

24 Koin Emas

5 September 2020   16:04 Diperbarui: 5 September 2020   16:11 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Koin Emas (REUTERS via kompas.com, gambar sudah diolah)

Belum lagi restriksi pembatasan sosial yang diterapkan pemerintah semakin mempersulit ruang gerak untuk berusaha.

Dampaknya mengganggu psikologi masyarakat juga. Berita "Ramai-ramai minta cerai" mengisi media massa baru-baru ini. Katanya salah satu penyebabnya adalah masalah ekonomi, selain karena pernikahan dini. 

Miris sekali. Seharusnya suami dan istri bisa bersinergi mencari solusi masalah perekonomian keluarga. Bukan justru berpisah. Yang kasihan adalah anak-anak yang tak bersalah.

Sebenarnya banyak solusi yang bisa dilakukan untuk bertahan di tengah kondisi yang tidak menentu ini. 

Dalam cerita 24 koin emas, pelayan pertama beruntung karena berhasil mengelola 24 koin emas yang dimiliki dengan baik. Ia gunakan sebagian koin emasnya untuk modal berniaga dan akhirnya modalnya bisa berkembang.

Begitu juga kita. Seharusnya kita mampu menjadikan 24 jam yang kita miliki dengan baik. Seperti layaknya emas, kita harus berpikir 24 jam itu adalah sesuatu yang sangat berharga yang kita miliki.

Waktu memang penting untuk diperhatikan setiap orang. Seseorang yang berhasil adalah seseorang yang mampu mengelola waktunya dengan baik. 

Orang tersebut akan tahu bagaimana membagi waktunya. Dia akan tahu mana yang penting dan mana yang harus dilakukan. Prioritas menjadi prinsip utama baginya dalam membagi waktunya.

Sebuah Refleksi

Tuhan Sang pencipta telah mengajarkan kita bagaimana sebaiknya membagi waktu. Ia telah memerintahkan kepada kita untuk beribadah kepadaNya pada waktu-waktu tertentu. 

Bukankah ini sebenarnya mengajarkan kepada kita bagaimana mengelola waktu kita dengan baik? Andai kita bisa mengatur hidup kita berdasarkan waktu-waktu ibadah kita itu. Andai kita yang bisa mengatur waktu, bukan waktu yang mengatur kita.

Jangan sampai kita menyia-nyiakan modal yang kita miliki ini. Jangan sampai kita terjerumus seperti pelayan yang kedua. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun