Minggu lalu, kami diundang mewakili sekolah dalam rangka mengikuti Focus Group Discussion (FGD) dengan tema saran dan masukan Rencana Strategis (Renstra) salah satu universitas di kota kami.
Kami diundang untuk memberi saran dan masukan dari aspek pendidikan terutama mengenai kecenderungan siswa sekolah menengah melanjutkan studi di perguruan tinggi dalam dan luar negeri.
Selain kami, diundang juga narasumber untuk berbicara tentang topik ini dari berbagai aspeknya. Ada narasumber yang membahas aspek ekonomi, kesehatan dan seni budaya.Â
Sesuai dengan namanya FGD memang dirancang bertujuan untuk mendapatkan kedalaman informasi akan suatu hal dari berbagai aspeknya.
Pada FGD ini kami memaparkan pengalaman empiris kami mengenai minat siswa untuk melanjutkan studi di perguruan tinggi. Pemaparan, kami lengkapi dengan data hasil survei kepada siswa yang memang sudah kami lakukan sebelumnya.
Kami membagi pembahasan menjadi dua bagian. Bagian pertama minat siswa kuliah di dalam negeri dan bagian kedua minat siswa kuliah di luar negeri.
Minat Kuliah di Dalam Negeri
Berdasarkan pengalaman dan data survei yang kami dapatkan, ada beberapa poin penting berkenaan dengan minat siswa kuliah di dalam negeri. Diantaranya adalah pentingnya budaya sekolah tempat siswa mengenyam pendidikan.Â
Budaya sekolah yang dimaksud adalah dimana seluruh warga sekolah khususnya siswa, bisa saling memotivasi, menyemangati dan mempengaruhi satu sama lain. Ini adalah contoh faktor internal yang membentuk budaya sekolah tersebut.
Faktor lain yang mempengaruhi budaya sekolah adalah faktor eksternal. Dari faktor ini kami melihat pentingnya peran alumni dan orang tua.Â
Peran alumni adalah lebih kepada membentuk opini siswa akan sebuah universitas. Dengan program sosialisasi yang biasa dilakukan, alumni mencoba menjelaskan sisi positif dari sebuah universitas. Sudah pastinya sosialisasi ini dikemas sedemikian rupa dengan tujuan merekrut mahasiswa baru.