Mohon tunggu...
Mahir Martin
Mahir Martin Mohon Tunggu... Guru - Guru, Aktivis dan Pemerhati Pendidikan

Penulis: Satu Tahun Pembelajaran Daring, Dirayakan atau Disesali? (Penerbit Deepublish, 2021); Hikmah Pandemi Covid-19 Relevan Sepanjang Masa (Guepedia, 2021); Catatan dari Balik Gerbang Sekolah untuk Para Guru (Guepedia, 2022); Motto: Reflection Notes: Ambil hikmahnya...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Corona Memaksa Kita untuk Berhijrah

20 Agustus 2020   07:26 Diperbarui: 20 Agustus 2020   21:01 1163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Artikel ini kutuliskan bada magrib di tanggal 1 Muharram 1442 H. Dengan dikumandangkan azan magrib, maka bergantilah tahun hijriyah, kalender umat Islam sedunia.

Biasanya pergantian tahun hijriyah diisi dengan doa bersama di masjid-masjid. Dibacakan doa awal tahun dan doa akhir tahun. Harapannya adalah diampuni segala dosa yang telah lalu dan dihindarkan dari perbuatan buruk di tahun yang baru.

Tahun ini, kita berdoa di rumah saja. Acara pawai obor yang biasa dilakukan, tahun ini harus ditiadakan. Tausiah awal tahun pun dilakukan secara virtual. Lagi-lagi corona meninggalkan kesan berbeda pada hari-hari penting kita. 

Muharram dan Hijrah

Perayaan Tahun Baru Islam (Dok. Humas Pemkab Lamongan) via kompas.com 
Perayaan Tahun Baru Islam (Dok. Humas Pemkab Lamongan) via kompas.com 

Bulan Muharram sebagai bulan pertama dalam kalender hijriyah merupakan salah satu bulan mulia. Bulan ini adalah salah satu dari empat bulan haram yang artinya memuliakan diri/Ihram, terlarang dari perbuatan yang tidak mulia.

Karena kemuliaannya, pada bulan-bulan haram dilarang terjadinya peperangan untuk menghindari pembunuhan dan perbuatan-perbuatan haram.

Sebenarnya makna inti dari bulan Muharram adalah hijrah. Hijrah adalah perbuatan mulia. 

Ustad Muhammad Fethullah Gulen mendefinisikan hijrah sebagai meninggalkan tanah air atau tempat yang dicintai menuju tempat lain dengan tujuan menghidupkan iman dan menggapai ridha Allah s.w.t.

Jika kita merujuk pada definisi itu, hijrah terasa sulit dilakukan. Tetapi seseorang bisa tak merasakan kesulitan tersebut dengan adanya tujuan yang akan dicapai. Ini yang perlu kita usahakan jika kita mau berhijrah.

Itulah yang dilakukan kaum Muhajirin pada peristiwa hijrahnya Rasulullah s.a.w dari Mekah ke Madinah. Mereka fokus untuk dakwahnya, mereka fokus untuk bisa melakukan yang terbaik di tempatnya yang baru. Dan pada akhirnya mereka bisa merasakan kelezatan dari hijrah yang dilakukannya.

Berhijrah dengan Pandemi

Sejatinya, kondisi kita pada saat pandemi ini membuat kita seolah dalam keadaan berhijrah. Corona memaksa kita untuk berhijrah. Corona memaksa kita meninggalkan hal-hal yang kita sukai.

Kita dipaksa untuk berdiam di rumah, kita dipaksa untuk memakai masker ketika keluar rumah, kita dipaksa untuk mematuhi protokol kesehatan yang sebelumnya tidak pernah kita lakukan.

Kita kesulitan untuk bertemu dengan keluarga dan teman-teman kita, kita kesulitan untuk berkumpul bersama mereka, kita kesulitan untuk sekedar jalan-jalan menghilangkan rasa penat dalam diri kita, semua serba terbatas, semua dibatasi dengan ketakutan dan kekhawatiran.

Semua hal tersebut akan bermakna hijrah jika kita memiliki niat yang benar. Bukankah dulu Rasullullah s.a.w berkata bahwa segala amalan tergantung pada niatnya. 

Begitu juga ketika kita berniat berhijrah dengan pandemi ini, kita harus mampu menata niat kita. Di dalam hati kita harus ada kejelasan untuk apa kita berusaha untuk menghadapi pandemi ini. Apakah untuk terhindar dari virus? Atau mencegah penyebarannya? Atau ada niat lain yang lebih penting dari sekedar yang berhubungan dengan virus ini?

Ya, pertanyaan-pertanyaan itu bukan untuk dijawab memang, tetapi sebagai bahan intropeksi diri. Jika kita memikirkannya dan mendalami secara lebih komprehensif, maka kita akan mendapatkan makna hakiki dari hijrah yang kita niatkan di masa pandemi ini.

Refleksi Hijrah di Masa Pandemi

Lalu, apa yang bisa kita lakukan untuk bisa melewati hijrah kita di masa pandemi ini dengan baik?

Kita bisa bercermin kepada kaum Muhajirin pada masanya dulu. Yang mereka lakukan adalah fokus untuk mencapai tujuannya berhijrah. Bukankah jika kita fokus akan sesuatu membuat kita lupa akan kesulitan yang dihadapi?

Sudah pastinya yang harus kita fokuskan dalam hijrah kita sekarang adalah sesuatu yang selaras dengan semangat menghadapi pandemi. Salah satunya adalah kita harus bisa fokus untuk saling membantu diantara kita.

Prinsip saling membantu rasanya menjadi sebuah prinsip kunci di masa pandemi ini. Begitu banyak orang yang memerlukan bantuan di masa pandemi ini. Baik bantuan secara material, maupun bantuan secara moral dan spiritual.

Inilah fokus utama yang perlu kita lakukan, dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan pastinya.

Bagaimana kita bisa merealisasikannya? Sudah pastinya memerlukan pemikiran, perencanaan dan inisiatif proyek yang bisa kita lakukan. 

Sebagai contoh, mungkin kita bisa mengusahakan untuk membuka call center corona sebagai wadah bantuan yang bisa kita lakukan. Dengan ini, kita mengetuk pintu hati orang-orang yang mampu untuk membantu dan membuka pintu bagi orang-orang yang memerlukan bantuan. 

Call center corona ini bisa bergerak di berbagai bidang. Untuk membantu pendidikan, ekonomi maupun membantu kondisi psikososial masyarakat yang terganggu karena pandemi.

Saya yakin dengan inisiatif ini kita bisa mengisi masa-masa hijrah dalam pandemi kita dengan lebih produktif. Ketimbang untuk berdiam diri yang justru akan membuat diri kita semakin frustasi. 

Sejatinya, inilah obat stress kita di masa pandemi. Tidak perlu lagi kita mencari obat dengan melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan semangat pandemi.

Alhasil, corona telah memaksa kita untuk berhijrah. Hijrah kita harus kita dedikasikan untuk kemanusiaan. Untuk kemanusiaan kita harus tetap memperhatikan protokol kesehatan. Untuk kemanusiaan kita harus saling membantu. Dengan itulah kita bisa memaknai muharram dan relevansinya untuk hijrah di masa pandemi ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun